Referensi Bagi Pengambil Kebijakan


“Apapun juga (nama, jenis, dan ciri khas medianya), ini patut dihargai sebagai sumber informasi. Penerbitan Majalah Pedoman Karya saya kira patut diapresiasi. Kita berharap, majalah ini akan eksis dengan memertahankan ciri khasnya dan diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pengambil kebijakan.”
- Syahrul Yasin Limpo -








-------------


Referensi Bagi Pengambil Kebijakan


Media massa seharusnya tidak sekadar menyajikan berita (dari berbagai kejadian atau peristiwa) dan hiburan, tetapi juga diharapkan mampu menyajikan beragam informasi yang akan menjadi referensi bagi para pengambil kebijakan.

Referensi tersebut dapat berupa berita-berita kontrol sosial, tetapi dapat juga berupa analisa-analisa dan wacana tentang berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi, khususnya yang menyangkut pemerintahan dan kepentingan rakyat.

Dalam bincang-bincang dengan “Pedoman Karya” di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat, 3 Juli 2015, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, media massa adalah salah satu sumber informasi, khususnya bagi pemerintah dan khalayak.

Informasi yang diperoleh wartawan tentu saja harus segera disampaikan melalui media massa, tetapi informasi tersebut harus terlebih dahulu dianalisa dan diolah di dapur redaksi sebelum disajikan.

“Kita berharap media massa dapat menyajikan berita (analisa) yang akan menjadi referensi bagi para pengambil kebijakan. Itu yang kita harapkan,” kata Syahrul.

Sebagai Gubernur Sulsel dan secara pribadi, dia mengaku mengapresiasi semua media massa yang secara rutin menyajikan berita untuk diketahui oleh khalayak, termasuk oleh para pengambil kebijakan.
Apresiasi yang sama juga diberikan kepada Majalah “Pedoman Karya” yang terbit perdana pada pertengahan Juli 2015.

“Apapun juga (nama, jenis, dan ciri khas medianya), ini patut dihargai sebagai sumber informasi. Penerbitan Majalah Pedoman Karya saya kira patut diapresiasi. Kita berharap, majalah ini akan eksis dengan memertahankan ciri khasnya dan diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pengambil kebijakan,” tutur Syahrul.

Mengetahui bahwa pendiri Majalah Pedoman Karya adalah mantan wartawan harian Pedoman Rakyat (yang tidak terbit lagi sejak 2007), dia mengaku yakin Majalah Pedoman Karya akan tampil elegan, profesional, dan bertanggungjawab.

“Saya tahu orang-orang (wartawan harian) Pedoman Rakyat itu adalah orang-orang yang kompeten dalam dunia jurnalistik. Wartawannya bagus-bagus,” kata Syahrul yang mantan Bupati Gowa dua periode.

Tentang tagline “Karya dan Prestasi” yang diusung Majalah Pedoman Karya, yang sekaligus akan menjadi ciri khas dan pembedanya dibanding media cetak sejenis lainnya, Syahrul mengatakan, tagline tersebut cukup unik dan menarik.

Unik karena tampil beda dibandingkan media cetak lain dan menarik karena memberi prioritas pada pemberitaan atau informasi yang terkait karya-karya dan prestasi, baik karya-karya dan prestasi perseorangan, maupun karya-karya dan prestasi lembaga, organisasi, atau instansi.

Dengan menampilkan karya-karya dan prestasi dari perseorangan dan instansi, termasuk karya-karya dan prestasi pemerintah daerah, katanya, Majalah Pedoman Karya diharapkan dapat memberi motivasi kepada para bupati dan walikota untuk berkarya dan berprestasi.

“Kita berharap Majalah Pedoman Karya dapat menjadi sumber referensi, sekaligus memberi motivasi bagi para pejabat untuk berkarya dan berprestasi,” tandas Syahrul Yasin Limpo yang juga menjabat Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel.  (zt)

----

@copyright Majalah PEDOMAN KARYA, Edisi 1, Vol. I, Juli 2015


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama