Jamuan Makan Perpisahan dari Sang Profesor


"PAMIT". Banyak cara yang “dilakukan” oleh orang-orang yang sudah mendekati ajalnya untuk berpamitan kepada orang-orang dekat atau orang-orang terkasihnya, tetapi cara berpamitan tersebut biasanya baru disadari atau diduga-duga setelah orang yang berpamitan itu sudah meninggal dunia.








------------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 9 Agustus 2015


Jamuan Makan Perpisahan dari Sang Profesor


Banyak cara yang “dilakukan” oleh orang-orang yang sudah mendekati ajalnya untuk berpamitan kepada orang-orang dekat atau orang-orang terkasihnya, tetapi cara berpamitan tersebut biasanya baru disadari atau diduga-duga setelah orang yang berpamitan itu sudah meninggal dunia.
Begitulah pula yang “dilakukan” oleh mantan Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) yang juga pendiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar (STIEM) Bongaya, Prof Dr Idris Arief MS.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, hari terakhir tes penerimaan calon mahasiswa baru UNM (dulu Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan/IKIP Makassar) tahun 2013, selalu diakhiri dengan makan siang bersama rombongan Rektor UNM dan panitia pelaksana yang melakukan pemantauan di Kampus STIEM Bongaya.
“Itu merupakan bagian dari kerjasama antara UNM dengan STIEM Bongaya,” jelas Rektor UNM Prof Arismunandar.
Pihak STIEM Bongaya, katanya, selalu meminta agar kunjungan hari kedua berakhir di kampus STIEM Bongaya. Selaku tuan rumah tempat pelaksanaan tes calon maba, STIEM Bongaya menyiapkan jamuan makan siang untuk Rektor UNM dan panitia pelaksana bersama rombongan.
“Hari itu kami dijamu makan siang bersama, tetapi karena tempat makannya di lantai dua dan beliau tidak bisa naik tangga, akhirnya beliau tetap di ruang kerjanya di lantai satu dan kami naik ke lantai dua untuk makan siang,” ungkapnya.
Sore hari itu juga, Prof Idris Arief dila-rikan ke rumah sakit dan kemudian dirawat selama beberapa hari. Rupanya di situlah akhir perjalanan hidup Sang Profesor. Prof Idris Arief meninggal dunia di Rumah Sakit Awal Bros, Makassar, pada Sabtu pagi sekitar pukul 06.30 wita, 22 Juni 2013.

“Waktu itu (saat jamuan makan siang di kampus STIEM Bongaya), tidak ada firasat apa-apa, karena beliau juga tetap bercanda dan tertawa lepas seperti biasa, tapi setelah beliau meninggal dunia, barulah kami sadar, rupanya jamuan makan siang itulah cara beliau berpamitan,” kata Prof Arismunandar. (asnawin)


------------
@copyright Majalah PEDOMAN KARYA, Edisi 1, Vol. I, Juli 2015

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama