Dosen dan Guru Jangan Hanya Mengajar


Sejumlah pengurus ADGI Pusat dan peserta Workshop dan Pelatihan Karya Tulis Ilmiah, melakukan foto bersama, di Aula Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta, Ahad, 20 September 2015. (ist)






---------



Dosen dan Guru Jangan Hanya Mengajar


- ADGI Pusat Gelar Workshop dan Pelatihan Karya Tulis Ilmiah

Jakarta (Pedoman Karya), 1 Oktober 2015.
Dosen dan guru dituntut tidak hanya melaksanakan tugas mengajar, tetapi juga diharapkan meningkatkan kemampuannya dalam bidang penelitian dan penulisan karya ilmiah.

Dengan melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah, maka para dosen dan guru dapat mengungkapkan ide dan pemikiran-pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Di sisi lain, hasil penelitian dan karya ilmiah para dosen dan guru tentu akan sangat bermanfaat bagi mereka sebagai peneliti, maupun bagi orang lain, serta secara tidak langsung akan meningkatkan mutu pendidikan.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Dosen dan Guru Indonesia (ADGI) Dr Bambang Widhyatomo HM, pada acara Workshop dan Pelatihan Karya Tulis Ilmiah, di Aula Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta, Ahad, 20 September 2015.

“Untuk meningkatkan kemampuan pendidik, diperlukan pengetahuan metodologi penelitian, baik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maupun Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, dan itulah gunanya diadakan workshop dan pelatihan karya tulis ilmiah,” katanya.

Sekretaris Umum ADGI, Dr Muhammad Jafar Anwar MSi, selaku ketua panitia mengatakan, workshop bertema “Meningkatkan Kemampuan Pendidik dalam Kegiatan Ilmiah” yang digagas oleh ADGI tersebut, diikuti sekitar 50 peserta.

Dia mengatakan, workshop tersebut didukung oleh empat perguruan tinggi yaitu Perguruan Tinggi Ilmi Al-Qur’an (PTIQ), STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah, STAIS Lan Taboer, dan IAI Al-Ghurabaa.

“Keempat lembaga pendidikan tinggi tersebut memberikan konstribusi dengan mengutus para dosen dan bantuan materi terhadap kelancaran workshop ini,” ungkap Jafar.

Menyinggung keberadaan organisasi ADGI, dia mengatakan, ADGI yang didirikan dengan AKTA No. 2 Tahun 2 Mei 2014 dengan pengesahan Kemenkum & HAM Nomor AHU-000599.AH.01.07/ 2015, telah membentuk kepengurusan pada beberapa provinsi di Indonesia, antara lain di Provinsi Banten dan Provinsi Sulawesi Selatan.

Aktifkan Sanggar

Hurnawadi, salah seorang peserta workshop mengatakan, polarisasi antara penelitian dan kuantitatif menunjukkan ada dan kayanya khasanah keilmuan.

Peserta lainnya, Nur Kamilah mengatakan, guru selama ini tidak bisa mengembangkan karya ilmiah karena sebagian besar waktu yang mereka miliki diperuntukkan hanya mengajar.

“Tidak ada waktu untuk mengembangkan sejumlah kegiatan ilmiah. Untuk itu, diharapkan ADGI mengaktifkan sanggar dan bimbingan yang sistimatis dan proporsional,” katanya.

Workshop dan Pelatihan Karya Tulis Ilmiah yang turut dihadiri Ketua Pembina ADGI, Dr H MA Salam As, MSi, menghadirkan beberapa narasumber, yakni Prof Imam Tholkhah (Peneliti Utama Balitbang dan Diklat Kemenag RI, dengan materi: “Prosedur Penelitian Kualitatif”), Dr Asep R Jayanegara (Dosen STAIS Lan Taboer Jakarta, dengan materi: “Penelitian Kuantitatif dan Implementasinya”), serta Dr Purwidi Sumaryanto (Guru SMP Negeri 134 Jakarta, dengan materi: “Implementasi PTK dalam Meningkatkan Profesionalisme guru”). (win)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama