HM Aksa Mahmud: Kerja Keras, Belajar, dan Berdoa


"Kalau tidak jujur jangan masuk dunia bisnis. Kalau juga tidak mau kerja keras, jangan masuk, dan kalau tidak punya keberanian juga jangan masuk. Kenapa? Karena bisnis itu bagaikan perang yang tiada habis-habisnya."
- HM Aksa Mahmud -





-------------


HM Aksa Mahmud:

Kerja Keras, Belajar, dan Berdoa


Sebagai orangtua, HM Aksa Mahmud sudah merasa lepas nan bebas, karena di dunia usaha sudah bisa mengantarkan perusahaan yang didirikannya untuk diserahkan kepada generasi kedua. Kepada generasi kedua, Aksa berpesan: "Buktikan bahwa anekdot Tiongkok itu tidak benar."

Anekdot Tiongkok mengatakan, pendirinya berdarah, berkeringat, dan bersusah payah membesarkan usaha, generasi kedua menikmati, lalu generasi ketiga menghancurkan.

"Tapi cobalah sebagai anak bangsa membuktikan bahwa pendirinya berkeringat, bersusah payah membangun, second generation membesarkan dan generasi ketiga membuat kejayaan," kata pria kelahiran Barru, Sulawesi Selatan, 16 Juli 1945, pengusaha sukses dan mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI).

Kepada putera-puterinya, Aksa selalu mengingatkan filosofi hidup yang dianutnya, yakni bekerja keras, belajar terus menerus, dan berdoa.

Filosofi itu selalu ditanamkan dan dilakoni dalam setiap detik dan gerak kehidupannya. Itulah kunci utama keberhasilannya mengasah berlian (talenta) dalam dirinya, sehingga mencapai sukses, baik dalam membangun usaha, maupun dalam membina keluarga dan berguna bagi agama, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dia sangat mengandalkan bekal yang diterima dari orang tuanya waktu kecil, bahwa segala sesuatu yang ingin kita capai adalah kehendak Tuhan, kehendak Allah.

Kita hanya boleh bercita-cita, boleh berniat, boleh bekerja keras tapi pada akhirnya keputusan di tangan Allah.

"Kita bekerja keras, kita belajar terus menerus, kita berdoa supaya lahir keputusannya dari Tuhan. Karena kita hanya sampai pada tingkat berdoa, keputusan ada di tangan Tuhan, bukan ada di tangan kita," tuturnya.

Kejujuran

Atas bekal itu, dia selalu menekankan bahwa di dalam dunia bisnis itu harus berusaha menjadi seorang pebisnis yang baik? Pertama, landasannya adalah kejujuran, kedua kerja keras, dan ketiga punya keberanian dan percaya diri.

"Jadi kalau tidak jujur jangan masuk dunia bisnis. Kalau juga tidak mau kerja keras, jangan masuk, dan kalau tidak punya keberanian juga jangan masuk. Kenapa? Karena bisnis itu bagaikan perang yang tiada habis-habisnya," ujar Aksa.

Dia adalah seorang pengusaha pejuang yang kemudian bertekad mengabdi sebagai politisi negarawan.
Setelah berjuang dengan kerja keras membangun imperium bisnis Bosowa Group, Aksa Mahmud bertekad mengabdikan diri sebagai negarawan, baik dalam posisi politisi sebagai Anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dari Sulawesi Selatan, maupun pejabat lembaga tinggi Negara sebagai wakil Ketua MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) periode 2004-2009, serta dalam posisi pelayan sosial sebagai filantropi melalui beberapa yayasan yang didirikannya. (asnawin, dikutip dari tokohindonesia.com)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama