Wartawan Senior Meninggal Saat Ikuti Konferprov PWI Sulsel


Wartawan senior harian Pedoman Rakyat, Syafruddin Tang (kanan) ngobrol-ngobrol bersama Syarifuddin May (mantan wartawan LKBN Antara), pada sebuah warkop di Makassar, Jumat, 30 Oktober 2015. Syafruddin Tang meninggal dunia Sabtu dini hari, 31 Oktober 2015. (Foto: Manaf Rahman)




--------


Wartawan Senior Meninggal Saat Ikuti Konferprov PWI Sulsel


Wartawan senior dari Harian Pedoman Rakyat Makassar, Syafruddin Tang (65) meninggal dunia saat mengikuti acara Konferensi Provinsi (Konferprov) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulsel, di Gedung PWI Sulsel, Jl AP Pettarani 31, Makassar, Sabtu dinihari, 31 Oktober 2015.
Syafruddin Tang yang mantan wartawan foto Harian Pedoman Rakyat, meninggal dunia saat masih berlangsung perhitungan suara hasil Pemilihan Ketua PWI Sulsel periode 2015-2020, dan Pemilihan Ketua Dewan Kehormatan Provinsi (DKD) PWI Sulsel 2015-2020, yang berakhir sekitar pukul 02.15 Wita, Abtu, 31 Oktober 2015.
Pria kelahiran Sidrap, 7 Mei 1950, diduga meninggal dunia karema mengalami kelelahan yang berlebihan setelah memaksakan diri datang khusus dari Kalimantan ke Makassar hanya untuk menghadiri acara Konferprov PWI Sulsel.
"Mohon maaf saya pulang dulu, saya capek sekali," kata Pak Syaf-sapaan akrab Syafruddin Tang-kepada beberapa wartawan sambil melangkah perlahan dari ruang konferensi di lantai 2 Gedung PWI.
Dahlan Abubakar (mantan wartawan Pedoman Rakyat) dan beberapa wartawan sempat melarang almarhum pulang dengan membawa sendiri kendaraannya dan kemudian menawarkan agar almarhum diantar pulang oleh salah seorang wartawan, namun almarhum menolak dan mengatakan dirinya bisa pulang sendiri.
Sekitar satu jam kemudian, saat berlangsungnya perhitungan suara hasil pemilihan Ketua PWI Sulsel dan Ketua DKP PWI Sulsel, tiba-tiba ada penyampaian bahwa Pak Syaf meninggal dunia.

Wartawan Foto

Dahlan Abubakar, sahabat almarhum di harian Pedoman Rakyat, mengatakan, Syafruddin tang masuk menjadi wartawan di Pedoman Rakyat sejak 1975.
"Beliau masuk tahun 1975, saya 1976," ungkap Dahlan.
Sejak masuk di harian Pedoman Rakyat, Syafruddin Tang langsung ditemparkan sebagai wartawan foto.
"Beliau waktu itu tinggal di Jalan Rusa. Kalau ke kantor naik sepeda," kata Dahlan.
Almarhum yang sejak belasan tahun lalu berkiprah di Kalimantan sebagai pengusaha batu bara, sempat membangun masjid di kampung halamannya, di Desa Ciroe, Kecamatan Watampulu, Kabupaten Sidrap.

"Masjid itu berlantai dua dengan ukuran 18 kali 22 meter. Bisa menampung sampai seribu orang. Masjidnya diberi nama Masjid Umat Al-Syaf," papar Dahlan. (win)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama