Tarif Baru Karcis Lama di Terminal Malengkeri


Sabtu, 7 November 2015, saya ke Terminal Mallengkeri (Makassar) untuk nitip kiriman di salah satu pengangkutan tujuan Selayar. Seperti biasa, saya masuk di pelataran terminal harus bayar khusus roda dua Rp 2.000. Saya sempat bertengkar kecil dengan dua orang petugas loket di situ. Soalnya karcis yang untuk roda dua Rp 2.000 diganti dengan tarif Rp 3.000, pakai pulpen lagi. (Foto: Arief Djasar)



------------


Tarif Baru Karcis Lama di Terminal Malengkeri

Sabtu, 7 November 2015, saya ke Terminal Mallengkeri (Makassar) untuk nitip kiriman di salah satu pengangkutan tujuan Selayar. Seperti biasa, saya masuk di pelataran terminal harus bayar khusus roda dua Rp 2.000. Saya kaget bercampur senang (dalam hati saya "mangsa" lagi buat lapor ke Pak Wali).
Saya sempat bertengkar kecil dengan dua orang petugas loket di situ. Soalnya karcis yang untuk roda dua Rp 2.000 diganti dengan tarif Rp 3.000, pakai pulpen lagi.
"Sejak minggu lalu Pak, sdh naik," ujar salah seorang petugas ketika saya memprotes jumlah yang harus saya bayar dengan tulisan tangan.
Singkat cerita saya bayar Rp 3.000 meski dalam hati dongkol karena ulah PD Terminal Makassar Metro yang seenaknya menaikkan harga karcis masuk terminal.
Semestinya kalau sdh naik, juga harus diikuti dengan pencetakan karcis baru, jangan karcis lama diubah dengan seenaknya.
Sesampai di rumah, saya lapor langsung ke Pak Wali melalui SMS. Pak Wali minta difoto lalu dikirimkan ke dia.
Senin 9 November 2015, saya kembali ke Terminal lagi untuk mengecek apa sdh ada perubahan dengan "perjuangan" saya menegakkan aturan. Lagi-lagi karcis yang disodorkan petugas ke saya hampir sama dengan yang kemarin. Bedanya tipis, kalau yang kemarin (Sabtu) langsung ditulis tangan dari Rp 2.000 jadi Rp 3.000 (angka 2 dijadikan angka 3), Senin 9 November sedikit rapi karena pakai stempel Rp 3.000 warna merah lengkap SK pemberlakuan tarif baru.
Kalau hari ini ada lagi yang protes dengan kenaikan tarif ini yang tidak diikuti dengan penggantian karcis baru, entah apalagi cara Kepala Terminal mengakalinya.
SALAM untuk semua. Ini hanya pelampiasan saja, tapi saya pikir cukup sepele namun berdampak besar untuk mengukur kinerja aparat Pemkot di lapangan.

Arief Djasar
(Warga Kota Makassar)
  

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama