Program KEK Takalar Harus Cerdaskan dan Sejahterakan Rakyat


Program pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Takalar diharapkan tidak hanya menguntungkan para investor, tetapi juga harus mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Takalar dan sekitarnya. Untuk itulah, Program KEK harus disosialisasikan kepada masyarakat agar mereka tahu, dapat menerima, dan turut serta menyukseskannya.
-- Alimuddin Daeng Namba --
(Tokoh Masyarakat Takalar)





------
Senin, 4 Januari 2016


Program KEK Takalar Harus Cerdaskan dan Sejahterakan Rakyat


TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Program pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Takalar diharapkan tidak hanya menguntungkan para investor, tetapi juga harus mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Takalar dan sekitarnya.
Untuk itulah, Program KEK harus disosialisasikan kepada masyarakat agar mereka tahu, dapat menerima, dan turut serta menyukseskannya.
“Masyarakat jangan sampai dieksploitasi, tetapi harus diberdayakan dan dicerdaskan, agar program pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus dapat berjalan dengan baik,” kata salah seorang tokoh masyarakat Takalar, Alimuddin Daeng Namba, kepada “Pedoman Karya”, di Takalar, Senin, 4 Januari 2016.
Dia mengatakan, Program KEK yang dicanangkan pada Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) ke-15, di Teluk Laikang, Dusun Puntondo, Kecamatan Mangara’bombang, Takalar, 27 Juli 2015, harus disukseskan.
“Tidak bisa tidak. Program KEK Takalar harus disukseskan dengan cara memberi penjelasan kepada masyarakat tentang alasan dibuatnya program tersebut dan apa yang akan diperoleh masyarakat dengan adanya program Kawasan Ekonomi Khusus itu. Kalau sudah ada kesepahaman antara pemerintah daerah dengan masyarakat, maka program tersebut tentu akan lebih mulus jalannya dibandingkan jika masyarakat tidak memahaminya terlebih dahulu,” tutur Alimuddin.
Pemerintah Takalar, lanjut Ketua Dewan Pembina LSM Pusaran (Pemberdayaan Usaha Kerakyatan) Indonesia, juga harus menjelaskan apa kekhususan dari program pembangunan KEK Takalar.
Alumni Fakultas Perikanan Unhas tahun 1990 mengingatkan, program Kawasan Ekonomi Khusus jangan sampai hanya nama, tetapi tidak memiliki pembeda dibandingkan program sejenis serupa di Makassar dan Parepare misalnya.
“Kalau Kawasan Ekonomi Khusus Takalar sama saja dengan KIMA (Kawasan Industri Makassar, red) di Makassar atau Kapet (Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu, red) di Parepare, berarti tidak cocok disebut kawasan ekonomi khusus,” ujar pemerhati usaha rakyat dibidang peternakan.
Selain itu, program KEK Takalar tidak boleh berdiri sendiri sebagai program khusus untuk masyarakat Takalar, tetapi harus terintegrasi dengan program pembangunan pada beberapa daerah sekitarnya.
Jika program KEK Takalar tidak melibatkan daerah sekitar, kata pria kelahiran Takalar, 8 September 1966 yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil di Pemprov Sulsel, maka dapat diyakini program tersebut tidak akan mampu berkembang dengan baik.
“Program KEK Takalar harus melibatkan daerah sekitar, karena banyak potensi di daerah lain yang belum tentu dimiliki Takalar. Ingat, program KEK ini bukan program jangka pendek, melainkan program jangka panjang yang membutuhkan banyak potensi sumber daya,” tandas Alimuddin.
Pertanyaannya sekarang, katanya, sudah sejauh-manakah tingkat kemajuan program KEK Takalar tersebut? Apakah sudah ada semacam lampu hijau dari pemerintah pusat untuk mengucurkan dana melalui APBN dalam rangka pembangunan penunjang program KEK Takalar tersebut? Bagaimana pula dengan para calon investor? Apakah mereka sudah datang ke Takalar, apakah sudah ada studi kelayakan, dan sebagainya?
“Pertanyaan-pertanyaan ini juga harus dijawab oleh Bupati Takalar, karena bagaimana pun, program KEK Takalar sudah dicanangkan dan dipublikasikan melalui berbagai media massa,” pungkas Alimuddin. (win-hs-sw)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama