Kapolda Sulselbar: Mari Bersinergi Perangi Begal


Gambar atas, Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Pudji Hartanto, menerima kunjungan Anggota DPD RI Iqbal Parewangi, berserta puluhan kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Sulsel, di Mapolda Sulsel, Selasa, 23 Februari 2016. Gambar bawah, puluhan mahasiswa berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Makassar, menggelar aksi unjukrasa, di fly over Jalan Urip Soemohardjo – Jalan AP Pettarani - Jl Tol Makassar, Selasa, 23 Februari 2016. (ist)





--------
Jumat, 26 Februari 2016


Kapolda Sulselbar: Mari Bersinergi Perangi Begal


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Pudji Hartanto menyatakan bertanggungjawab penuh atas banyaknya kasus begal yang memakan banyak korban di wilayah Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Pudji juga menyatakan turut berbelasungkawa atas kasus begal di Jl Tun Abdul Razak, Kabupaten Gowa, Ahad, 21 Februari 2016, yang menyebabkan tewasnya salah seorang pengurus Nasyiatul Aisyiyah Sulsel, Musyarrafah.
Pernyataan dan ucapan belasungkawa tersebut dikemukakan di hadapan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AM Iqbal Parewangi, dan puluhan kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Sulsel, yang menemui dirinya di Maskas Polda Sulselbar, Selasa, 23 Februari 2016.
Untuk memerangi begal dan semacamnya, Kapolda angat mengharapkan adanya sinergitas antara semua elemen masyarakat, baik dari pihak Pemprov Sulsel, Pemkot dan Pemkab se-Sulsel, Ormas, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta segenap warga masyarakat.
“Saya selaku Kapolda, bertanggungjawab penuh akan hal itu. Kasus begal harus ditangani secara profesional, secara cerdas, sehingga hasilnya berkualitas. Untuk perkembangan kasus selanjutnya, kita akan mengumpulkan saksi-saksi, barang bukti, dan tentunya juga tersangka. Apa yang telah kita lakukan itu lebih ditingkatkan lagi. Terakhir, point penting dari pertemuan kita kali ini adalah melahirkan tagline ‘bersinergi perangi begal’,” ungkapnya.
Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah) Sulsel, Eka Damayanti, mengatakan, kasus pembegalan telah memakan cukup banyak korban.
“Ini (kasus begal yang menewaskan Musyarrafah) bukan kasus pertama. Begal tidak pilih-pilih identitas korban. Kasus ini tidak boleh dianggap kasus biasa, harus ditangani secara serius. Kota ini (Makassar dan Gowa, red) terkesan tak ramah pada perempuan dan anak. Merekalah yang paling rentan menjadi korban,” kata Eka yang sehari-hari mengajar sebagai dosen UIN Alauddin Makassar.
Pertemuan tersebut turut dihadiri Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Rusdi Hartono, Kapolres Gowa Rio Indra Lesmana, Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel, Mahyuddin Abdullah, Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulsel, Ahmad, Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sulsel, Saparuddin Sanusi, serta sejumlah pengurus dan kader AMM. (kia/r)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama