Kejayaan Muhammadiyah Ditentukan oleh Kader-kadernya


Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan telah melaksanakan Musyawarah Wilayah dan memilih pengurus baru masa bakti 2015-2020 di Kota Palopo, 23-25 Desember 2015, yang diketuai Prof Ambo Asse, serta melangsungkan pelantikan di Kota Makassar, pada 30 Januari 2016. Musywil di Kota Palopo dihadiri langsung Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, serta Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo.




-------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 11 Februari 2016


Kejayaan Muhammadiyah Ditentukan oleh Kader-kadernya


Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan telah melaksanakan Musyawarah Wilayah (Musywil) dan memilih pengurus baru masa bakti 2015-2020 di Kota Palopo, 23-25 Desember 2015, yang diketuai Prof Ambo Asse, serta melangsungkan pelantikan di Kota Makassar, pada 30 Januari 2016.
Musyawarah Wilayah ke-49 Muhammadiyah Sulsel di Kota Palopo dihadiri langsung Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, serta Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo.
Gubernur Sulsel ketika itu menyinggung sejarah kelahiran Muhammadiyah, sumbangan Muhammadiyah terhadap bangsa dan negara, serta berbagai kiprah yang dilakukan Muhammadiyah, termasuk di Sulawesi Selatan.
“Saya tahu karena saya orang Muhammadiyah. Ayah saya Ketua Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara, ibu kandung saya Ketua Aisyiyah, anaknya apalagi,” kata Syahrul sambil tersenyum dan kemudian disambut tepuk-tangan meriah ribuan pengurus, kader, dan simpatisan Muhammadiyah.
Tepuk tangan juga diberikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djhantini, Pangdam VII Wirabuana Mayjen Agus Surya Bakti, Ketua DPRD Sulsel HM Roem, Anggota DPD RI Iqbal Parewangi, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr KH Alwi Uddin, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel Nurhayati Azis, Walikota Palopo Judas Amir, Bupati Luwu Utara terpilih Indah Putri Indriani, serta sejumlah undangan lainnya yang hadir.
Syahrul mengatakan, Muhammadiyah bisa eksis hingga satu abad, karena ketulusan dan kejujurannya dalam mengabdi untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Kalau diberi kepercayaan, lanjutnya, orang-orang Muhammadiyah dipastikan tidak akan menipu, tidak akan bikin malu, dan tahu menempatkan diri sesuai proporsinya. Selanjutnya, jika berjanji, maka orang Muhammadiyah pasti akan menepati janjinya.
“Maka wajar dan bagus kalau orang Muhammadiyah dipilih sebagai pemimpin,” ujar Syahrul yang kembali mendapat tepuk-tangan meriah.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau kepada para bupati dan walikota se-Sulawesi Selatan agar menjalin kemitraan dan bekerjasama dengan Muhammadiyah di daerahnya masing-masing dalam membina umat dan membangun bangsa.
Dia mengatakan, Muhammadiyah mampu bertahan hingga usia satu abad karena ada ruh pergerakan yang dimiliki, serta senantiasa berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah Rasul.
“Muhammadiyah mengemban misi dakwah dan tajdid, membebaskan dan memberdayakan masyarakat dari ketertinggalan dan kebodohan, serta menerapkan sistem jam’iyah yang diperkokoh imamah dan jamaah. Muhammadiyah tidak tergantung kepada orang, tetapi pada kekuatan gerakannya,” tutur Haedar.
Pada pidato iftitahnya selaku Ketua Muhammadiyah Sulsel di Kampus Unismuh Makassar, Sabtu, 30 Januari 2016, Prof Ambo Asse, mengatakan, pengurus Muhammadiyah Sulsel dan pengurus Aisyiyah Sulsel saat ini merupakan produk Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Tapak Suci Putra Muhammadiyah, dan Hizbul Wathan.
“Pembinaan dan pendidikan kader menjadi prioritas program, karena kejayaan Muhammadiyah ke depan ditentukan oleh kader-kadernya masa kini,” tandasnya.
Tentang komposisi pengurus harian yang berjumlah 13 orang hasil Musywil ke-49 Muhammadiyah Sulsel di Kota Palopo, Ambo Asse mengakui bahwa mereka masing-masing memiliki potensi dan kemampuan beragam.
“Keragaman tersebut menjadikan antara satu dengan lainnya saling melengkapi dan saling membutuhkan,” katanya.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Alauddin Makassar mengharapkan adanya sinergitas dalam menggerakkan roda persyarikatan Muhammadiyah antara pimpinan harian dengan pengurus majelis, lembaga, pimpinan Ortom (organisasi otonom), pimpinan amal usaha, pimpinan daerah, serta seluruh komponen yang ada di Muhammadiyah.
“Sinergitas itu akan menjadikan Muhammadiyah lebih kuat, lebih maju, lebih dinamis, lebih kreatif, berkeadaban, dan bermartabat dalam mendorong pembangunan masyarakat dan umat, khususnya di Sulawesi Selatan, untuk Indonesia berkamajuan,” tandas Ambo Asse. (asnawin)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama