Lima Siswa, Lima Pilihan


FOTO BERSAMA. Lima siswa SMA Negeri 1 Takalar (dari kiri ke kanan, Fahrul, Rahmi Putri, Hadrawati Bahtiar, Pratiwi Rasul, dan Annisa Dian Rivany) foto bersama kepala sekolah mereka, H Muhammad Ali, di SMA Negeri 1 Takalar, Senin, 7 Maret 2016. (Foto: Asnawin)






----------  
Senin, 7 Maret 2016


Lima Siswa, Lima Pilihan

Sering Dihukum karena Terlambat ke Sekolah


TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Saat berkunjung ke SMA Negeri 1 Takalar, Senin, 7 Maret 2016, untuk wawancara dengan kepala sekolah, iseng-iseng “Pedoman Karya” juga ngobrol-ngobrol dengan beberapa siswa kelas XII (kelas tiga).
Kami menanyakan ingin kuliah dimana dan mengambil jurusan (program studi) apa setelah tamat SMA. Dari lima siswa yang sempat ditanyai, ternyata kelima-limanya memiliki pilihan berbeda satu sama lain.
“Saya mau kuliah di STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, red),” kata Annisa Dian Rivany.
Rekannya, Pratiwi Rasul mengaku ingin kuliah pada prodi kedokteran Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, semantara Hadrawati Bahtiar menyatakan ingin mengambil prodi Pendidikan Biologi di Universitas Negeri Makassar (UNM).
“Saya tidak mau kuliah, saya mau jadi polisi. Jadi Polwan,” timpal Rahmi Putri.
Siswa lainnya, Fahrul mengaku tertarik dan sangat ingin kuliah di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Menyinggung kesan-kesan mereka selama tiga tahun belajar dan menimba ilmu di SMA Negeri 1 Takalar, Annisa dan Dian Rivany sama-sama menyebut seringnya mereka terlambat tiba di sekolah.
“Saya sering dihukum karena terlambat datang ke sekolah. Jadi yang paling berkesan itu, karena saya sering terlambat dan dihukum oleh guru,” ungkap Annisa sambil tertawa.
“Tapi hukuman itulah yang membuat kami belajar disiplin,” sambung Pratiwi.
Hadrawati justru mengaku bangga sebagai siswa SMA Negeri 1 Takalar, karena proses belajar mengajarnya dianggap bagus dan juga banyak kegiatan ekstra kurikuler (eskul)-nya.
“Saya kebetulan aktif di Eskul Paskib (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, red),” katanya.
Rekan mereka, Rahmi Putri mengaku menikmati suasana belajar, tetapi terkadang juga merasa jenuh dengan suasana dan pelajaran yang diterima di sekolah.
“Terkadang membosankan. Kadang-kadang juga tidak mood,” ungkapnya.
Pernyataan yang sama dikemukakan Fahrul dengan mengatakan rasa jenuh sering muncul, tetapi ia berupaya menghilangkan kejenuhan itu dengan cara mengajak teman-temannya bercanda-ria.
“Sebenarnya menyenangkan, tetapi kadang-kadang juga terasa ada kejenuhan,” kata Fahrul. (as) 


------
@Majalah PEDOMAN KARYA
------------

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama