Kamal Hidjaz: Ajak Mahasiswa ke Warkop


“Saya kadang-kadang mengajak mahasiswa ke Warkop (warung kopi). Di sana kita bisa bebas bicara kalau ada masalah yang terjadi dan perlu dicarikan solusinya.”
- Dr Kamal Hidjaz SH MH -
(Wakil Dekan III, Fakultas Hukum, Universitas Muslim Indonesia/UMI, Makassar)







------------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 10 April 2016


Kamal Hidjaz: Ajak Mahasiswa ke Warkop


Setiap mahasiswa memiliki karakter yang berbeda. Ada di antara mahasiswa itu yang sabar, apatis, temperamental, dan lain sebagainya. Beragam karakter dimiliki para mahasiswa, sehingga dalam menghadapinya berbeda pula strategi yang harus digunakan, salah satu di antaranya adalah menggunakan pola pendekatan persuasif.
“Saya kadang-kadang mengajak mahasiswa ke Warkop (warung kopi). Di sana kita bisa bebas bicara kalau ada masalah yang terjadi dan perlu dicarikan solusinya,” ungkap Wakil Dekan III, Fakultas Hukum, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Dr Kamal Hidjaz SH MH, di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.
Dengan mengajak mahasiswa ke Warkop, katanya, maka suasana tegang yang terjadi di dalam kampus, biasanya akan langsung berubah menjadi suasana santai, karena suasana di Warkop memang biasanya identik dengan suasana santai.
“Lebih santai dalam berkomunikasi,” ujar Kamal yang juga mendapat kepercayaan sebagai Ketua Unit Pengembangan Kemahasiswaan Kopertis Wilayah IX Sulawesi.
Mantan Ketua STIE YPUP kemudian mengungkapkan peristiwa aksi unjukrasa mahasiswa UMI Makassar pada tahun 2014 yang menuntut penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Aksi unjukrasa dengan cara menutup jalan tersebut menimbulkan kemacetan arus lalu-lintas di Jl Urip Sumohardjo (depan kampus UMI Makassar). Aparat keamanan pun turun dan dibantu oleh masyarakat, sehingga mahasiswa berhadap-hadapan dengan aparat dan masyarakat.
Bentrok pun tak dapat dihindarkan dan mengakibatkan banyak mahasiswa yang luka-luka, sedangkan di pihak lain, ada pula anggota masyarakat yang meninggal dunia.
Menyikapi aksi yang berujung bentrok dan menimbulkan korban jiwa tersebut, pihak kampus pun secara tegas memberikan peringatan kepada sejumlah mahasiswa, bahkan ada mahasiswa yang dikeluarkan (drop out).
“Kadang-kadang kita terpaksa bertindak tegas kepada mahasiswa kalau mereka sudah keterlaluan, tapi cara ini baru ditempuh kalau pendekatan persuasif tidak bisa lagi dilakukan,” kata Kamal.
Sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, juga berupaya menyalurkan minat dan bakat mahasiswa dalam bidang olahraga, seni, wirausaha, dan berbagai bidang keterampilan lainnya.

“Kita berharap, setelah menyelesaikan kuliah, mereka tidak hanya memiliki bekal ilmu dan ijazah, tapi juga modal keterampilan, sehingga mereka menjadi sarjana plus,” papar Kamal Hidjaz. (Andi Sholihin, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Muslim Indonesia/UMI Makassar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama