Meluapkan Kegembiraan Setelah Lulus SLTA


LUAPAN KEGEMBIRAAN. Beberapa siswa SMA Negeri 2 Bantaeng, meluapkan kegembiraan dengan melompat sambil berteriak dan mengangkat tangan, di Pantai Seruni, Bantaeng, Sabtu, 7 Mei 2016, setelah mereka dinyatakan lulus SMA. (Foto: Asnawin Aminuddin)






-----
Rabu, 11 Mei 2016


Meluapkan Kegembiraan Setelah Lulus SLTA


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Tradisi corat-coret seragam sekolah untuk meluapkan kegembiraan setelah dinyatakan lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMA, SMK, MA), tampaknya sudah semakin sulit dihilangkan. Jangankan di kota-kota besar, di pelosok desa pun tradisi itu sudah tampak.

Para siswa yang gembira setelah mengetahui bahwa mereka lulus SLTA, bukan hanya melakukan aksi corat-coret seragam sekolah, melainkan juga meluapkan kegembiraannya dengan melakukan aksi keliling kota/desa dengan naik sepeda motor atau naik mobil.

Tak jarang, mereka mengendarai sepeda motor sambil ugal-ugalan di jalan raya. Tak jarang pula, ada di antara mereka yang mengalami kecelakaan, bahkan ada pula yang akhirnya meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di jalan raya.


Aksi corat-coret seragam sekolah dan aksi ugal-ugalan di jalan raya, juga terjadi pada pengumuman kelulusan SLTA tahun pelajaran 2015/2016, Sabtu, 7 Mei 2016. Hal tersebut terpantau di Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, dan Bantaeng Sulawesi Selatan.

Sebagian dari mereka meluapkan kegembiraan secara berlebihan dengan melakukan aksi ugal-ugalan di jalan raya, sehingga banyak di antara mereka yang ditangkap dan kemudian berurusan dengan pihak kepolisian.

Meskipun demikian, ada juga siswa yang datang ke sekolah untuk melihat pengumuman dengan menggunakan pakaian biasa, serta ada pula memakai busana muslim atau busana muslimah.

Mereka sama sekali tidak terpengaruh untuk melakukan aksi corat-coret, apalagi melakukan aksi ugal-ugalan di jalan. Mereka tentu saja gembira, tetapi kegembiraan mereka biasa-biasa saja, hanya mengucapkan syukur, bersamalaman dengan teman-teman, menyalami dan mencium tangan guru, bahkan ada pula yang masuk ke masjid untuk sujud syukur atau melaksanakan shalat syukur.


“Biasa-biasa saja,” ujar Ahmad Ali, salah seorang siswa SMA Negeri 2 Makassar.
Ratusan siswa di Kabupaten Gowa juga tampak ugal-ugalan di jalan raya, tetapi ada pula yang hanya berkumpul di sekolah, corat-coret seragam sekolah lalu ngobrol-ngobrol sampai sore.
Dua siswa SMK Kelara, Jeneponto, yang ditemui pada sebuah gasebo di perbatasan Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto, yakni Suci dan Sida, mengaku meluapkan kegembiraan dengan jalan-jalan ke Pantai Seruni, Bantaeng.
“Kami sepakat jalan-jalan ke Pantai Seruni. Ini kami lagi menunggu teman-teman,” ungkap mereka berdua.
Di Pantai Seruni Bantaeng, ratusan siswa tampak berdatangan dari berbagai penjuru. Mereka berkumpul, bercerita dengan mimik wajah ceria, dan atau melompat-lompat.
“Kami dari SMA 2 Bantaeng,” ungkap beberapa siswa. (tim)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama