Nenek Tukang Sapu di Pantai Seruni Bantaeng


NENEK TUKANG SAPU. Daeng Kebo (50-an) adalah salah seorang tukang sapu di Pantai Seruni, Kabupaten Bantaeng. Wanita yang sudah memiliki beberapa cucu ini sudah bekerja sebagai tukang sapu sejak Januari 2016, di Pantai Seruni, dengan gaji Rp850.000 per bulan. Foto ini diabadikan pada Sabtu, 7 Me 2016. (Foto: Asnawin Aminuddin)





-------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 11 Mei 2016


Nenek Tukang Sapu di Pantai Seruni Bantaeng 


Pantai Seruni Bantaeng sejak dulu hingga sekitar tahun 2010, hanyalah pantai biasa yang nyaris tidak punya daya tarik sama sekali. Pantai yang terletak di jantung kota Bantaeng itu bahkan pernah menjadi ladang pembibitan rumput laut, sehingga kondisi dan pemandangannya benar-benar tidak menarik bagi para wisatawan. 

Namun sejak Prof Nurdin Abdullah terpilih menjadi Bupati Bantaeng pada 2008 (periode 2008-2013, dan terpilih kembali pada periode 2013-2018), Pantai Seruni berubah menjadi pantai yang indah dengan berbagai fasilitas dan sarananya, antara lain lapangan yang luas, gasebo, perahu bebek, warung, dan restoran. Di sekitar pantai itu juga terdapat RSUD Bantaeng.

Dengan keindahan dan berbagai fasilitasnya itulah, Pantai Seruni kini menjadi objek wisata yang menarik, baik bagi masyarakat sekitar maupun bagi masyarakat dari daerah lain di Sulsel, bahkan juga bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan bagi wisatawan asing.
Pantai Seruni juga sudah pernah digunakan untuk event olahraga Porda (Pekan Olahraga Daerah) Sulsel dan Porseni (Pekan Olahraga dan Seni) PGRI Sulsel, serta sejumlah kegiatan lain.
Maka, Pantai Seruni pun setiap hari selalu ramai dan lebih ramai lagi setiap hari-hari libur dan pasa saat ada kegiatan tertentu.


Hampir setiap melintas di Kabupaten Bantaeng, penulis selalu menyempatkan diri singgah di Pantai Seruni. Saat melintas pada Sabtu, 7 Mei 2016, penulis juga menyempatkan diri singgah dan memotret sana-sini. Juga tak lupa ngobrol-ngobrol dengan petugas dan masyarakat yang sedang menikmati suasana.
Saat sedang memotret, penulis melihat seorang perempuan setengah baya sedang menyapu. Ia hanya seorang diri menyapu. Saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 16.00 Wita.
Setelah memberi salam dan berbasa-basi, penulis meminta perempuan tukang sapu tersebut memegang sapunya untuk difoto. Setelah itu, kami ngobrol-ngobrol dengan menggunakan Bahasa Makassar.
Perempuan setengah baya itu bernama Daeng Kebo dan ia mengaku sudah berumur 50-an tahun. Daeng Kebo sudah bekerja sebagai tukang sapu di Pantai Seruni sejak bulan Januari 2016 dengan gaji Rp850.000 per bulan.
“Saya sudah empat kali terima gaji,” ungkapnya.
Menyinggung latar belakang keluarganya, Daeng Kebo mengaku memiliki beberapa anak dan juga sudah memiliki cucu.
“Saya sudah punya cucu,” paparnya.
Setelah ngobrol beberapa menit, penulis kemudian mengucapkan terima kasih dan pamit kepada Daeng Kebo. (asnawin aminuddin)

2 Komentar

  1. Mantaap bro.... Salamku juga sama Daeng Kebo... Suatu waktu nanti akan mampir ke Pantai Seruni.... Tapi kenapa yah namanya pantai Seruni... Apakah tdk ada lagi nama lokal yang lebih romantis...?

    BalasHapus
  2. ha..ha..ha.. ini hanya tulisan ringan, sekedar meluapkan kegembiraan setelah singgah di Pantai Seruni..
    betul, saya juga pernah menanyakan mengapa Pemkab Bantaeng memberi nama Pantai Seruni...
    mudah2an masih bertemu lagi dengan Daeng Kebo..

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama