Organisasi Prodi Bahasa Indonesia Berubah Nama


FOTO BERSAMA. Peserta Musyawarah Nasional III dan Seminar Nasional Assosiasi Program Studi Bahasa Indonesia (Aprobsi), foto bersama seusai penutupan, di Makassar Golden Hotel (MGH), Jl Pasar Ikan, Makassar, 29-30 April 2016. (Foto: Asnawin Aminuddin)







--------
Ahad, 1 Mei 2016


Organisasi Prodi Bahasa Indonesia Berubah Nama


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Organisasi program studi Bahasa dan Sastra Indonesia berubah dari Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (Aprobsi) berubah menjadi Ikatan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (Ikaprobsi).
Perubahan nama tersebut disepakati pada Musyawarah Nasional (Munas) III dan Seminar Nasional Aprobsi, di Makassar Golden Hotel (MGH), Jl Pasar Ikan, Makassar, 29-30 April 2016.
“Kami berubah nama karena sudah ada organisasi dengan singkatan Aprobsi yang lebih dahulu mendaftarkan diri di Kementerian Hukum dan HAM. Tidak boleh ada dua organisasi yang menggunakan singkatan yang sama,” kata Ketua Aprobsi Pusat, Prof Endry Boeriswati MPd, kepada “Pedoman Karya”, beberapa saat seusai penutupan Munas III dan Seminar Nasional Aprobsi, di Hotel Makassar Golden, Sabtu malam, 30 April 2016.
Perubahan nama itu sekaligus menjadi salah satu dari sembilan poin Rumusan Hasil Munas III dan Seminar Nasional Aprobsi yang dibacakan Ketua Panitia Dr Ramly MHum, pada acara penutupan.
Poin lain yaitu rencana pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) khusus prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, penetapan Raker dan Seminar Nasional 2017 di Kota Mataram tahun 2017 (panitia bersama Universitas Mataram, STKIP Hamzan Wadhi Selong, Universitas Muhammadiyah Mataram, dan IKIP Mataram), serta pembentukan Koordinator Wilayah Ikaprobsi.
Berkenaan dengan minat belajar Bahasa Indonesia oleh penutur asing yang tinggi dalam rangka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), kata Ramly, Ikaprobsi juga menganggap perlu perumusan dan implementasi strategi yang tepat dalam upaya menanggulangi dampak negatif yang muncul, antara lain makin derasnya pekerja asing yang masuk ke Indonesia.
“Pengembangan kurikulum pada masing-masing program studi Bahasa dan Sastra Indonesia, mengacu kepada Capaian Pembejalaran (CP) dan Standar Nasional (SN) Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah disusun dan diterbitkan oleh Ikaprobsi,” tutur Ramly.

Sempat Ragu

Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar, Dr Syarifuddin Dollah, dalam sambutannya sebelum menutup Munas dan seminar, menyampaikan terima kasihnya kepada panitia dan peserta, sehingga kegiatan nasional yang dihadiri lebih dari 200 perguruan tinggi se-Indonesia tersebut dalam berlangsung sukses.
“Awalnya ada keraguan dari teman-teman panitia, tetapi setelah kami konsultasikan kepada Prof Achmad Tolla (mantan Dekan FBS UNM), beliau ternyata menyatakan bisa, jalan saja, akhirnya kami pun optimis Munas dan seminar ini dapat dilangsungkan di Makassar, dan alhamdulillah, malam ini kita bersama-sama menghadiri acara penutupan dan telah mendengarkan pembacaan rumusan hasim Munas dan seminar,” kata Syarifuddin Dollah yang langsung disambut tepuk-tangan dari para hadirin.
Dekan FKIP Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, Dr Mas’ud Muhammadiyah, yang ditemui seusai penutupan, mengatakan, panitia Munas dan seminar terdiri atas FBS UNM, FKIP Unibos, FKIP Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, dan FKIP Universitas Cokroaminoto (Uncokro) Palopo. (win)
  


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama