Membangun Kekeluargaan dalam Bingkai Seni


PAGELARAN TARI. Mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, mengadakan pagelaran tari sebagai rangkaian ujian final mata kuliah seni tari, di Ruang Micro Teaching Lantai 3 Gedung 2 Unibos, Jl Urip Sumohardjo, Makassar, Selasa, 21 Juni 2016. (Foto: Humas Unibos)



-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 21 Juni 2016


Membangun Kekeluargaan dalam Bingkai Seni


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Seni, ternyata dimanfaatkan untuk membangun kekeluargaan. Orang yang memiliki hobi dan bakat yang sama dalam bidang seni, dapat membangun kekeluargaan dengan melakukan kegiatan bersama, termasuk tampil bersama dalam sebuah pertunjukan.
Tema “Membangun Kekeluargaan dalam Bingkai Seni Tari Kreasi dan Modernisasi” itulah yang diusung mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bosowa (Unibos) Angkatan 2014, dalam melaksanakan pagelaran tari, di Ruang Micro Teaching Lantai 3 Gedung 2 Unibos, Jl Urip Sumohardjo, Makassar, Selasa, 21 Juni 2016.
Dekan FKIP Unibos Dr Mas’ud Muhammadiah, mengatakan, pagelaran seni tari tersebut merupakan rangkaian ujian final mata kuliah seni tari bagi mahasiswa PGSD.
Pemilihan tema, katanya, didasarkan pada tujuan metode pembelajaran yang dipilih, dengan sebelumnya diadakan diskusi antarmahasiswa dan dengan dosen mata kuliah seni tari guna menyatukan pendapat.
“Melalui pagelaran seni tari ini, kita membangun dan menjaga keakraban antara mahasiswa dengan mahasiswa, serta antara mahasiswa dengan dosen,” kata Mas’ud.
Dalam pagelaran tari ini, mahasiswa dibagi ke dalam enam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas empat hingga lima orang.
Seluruh mahasiswa tampil dengan tari kreasi yang dikombinasikan dengan berbagai lagu daerah dari berbagai etnis di Indonesia. Meskipun demikian, budaya yang ditampilkan mayoritas budaya etnis Bugis Makassar.
Tiap kelompok tari menampilkan gerakannya dalam durasi empat sampai lima menit. Salah satu tarian yang ditampilkan adalah tarian “Tulolonna Sulawesi”. Tarian ini menggambarkan keanggunan gadis Bugis Makassar dalam balutan busana daerah.
“Sebelum pelaksaan kegiatan ini, mahasiswa diberikan waktu selama enam minggu untuk berlatih, dan memilih anggota kelompok dengan jarak tempat tinggal yang berdekatan,” jelas Mas’ud.
Melalui pagelaran seni tari tersebut, kata mantan wartawan harian Pedoman Rakyat, diharapkan tertanam karakter, budaya, serta tradisi masyarakat Bugis Makassar dalam kehidupan sehari-hari pada diri mahasiswa, agar kearifan lokal Sulawesi Selatan tetap terjaga dan tidak ditinggalkan karena pengaruh modernisasi. (win/r)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama