Haedar Nashir: Nostalgia di Unismuh Makassar


Foto kiri atas: Abdul Rahman Rahim dan Haedar Nashir. Foto kanan atas: dari kiri ke kanan Irwan Akib, Haedar Nashir, Rahman Rahim, dan KH Zainuddin Sialla. Foto kiri bawah: dari kiri ke kanan Haedar Nashir, Syaiful Saleh, Samhi Muawan Djamal, dan KH Subari Damopolii. Foto kanan bawah: dari kiri ke kanan Irwan Akib, Kamaruddin Moha, Haedar Nashir, dan Erwin Akib.





--------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 13 September 2016




Haedar Nashir:

Nostalgia di Unismuh Makassar



            Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, memanfaatkan momentum acara ramah-tamah Idul Adha 1437 Hijriyah keluarga besar Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, di Auditorium Al-Amien Kampus Unismuh Makassar, Senin, 12 September 2016, untuk bernostalgia.
            “Kita sekarang berada di gedung bersejarah, sejarah tentang ketulusan, sejarah tentang kerja keras keluarga besar Unismuh Makassar mendirikan gedung ini (Auditorium Al-Amien Kampus Unismuh Makassar),” ujar Haedar yang tampil sebagai khatib Shalat Idul Adha 1437 Hijriyah, di halaman Kampus Unismuh Makassar sebelum acara ramah-tamah.
Puluhan tahun silam, katanya, gedung Auditorium Al-Amien Kampus Unismuh Makassar belum ada apa-apanya.
Ketika itu, Haedar datang bersama Muhadjir Efendy (sekarang Mendikbud), Said Tuhulelei (almarhum, mantan Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah), Amien Rais (mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah), dan sejumlah pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“Saya melihat adanya kesungguhan dari almarhum KH Djamaluddin Amien (mantan Rektor Unismuh Makassar dan mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, red) dan seluruh komponen yang ada di Unismuh dalam membangun gedung ini. Kita menghayati kembali nilai-nilai ketulusan itu. Kita menyerap nilai-nilai keikhlasan, nilai-nilai berkorban, bahwa ternyata hasil kesungguhan, ketulusan, dan pengorbanan itu akan dirasakan kemudian di belakang hari,” tutur Haedar.
Menurut dia, Gedung Auditorium Al-Amien Kampus Unismuh Makassar tidak mungkin bisa berdiri dengan megah dan dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, kalau para pimpinan dan seluruh komponen yang ada di Unismuh Makassar tidak punya rasa memiliki.
“Mudah-mudahan nilai-nilai tersebut tetap terwariskan kepada anak cucu kita,” katanya.
Suksesnya Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar Aisyiyah di Kampus Unismuh Makassar pada pekan pertama Agustus 2015, lanjutnya, juga tidak terlepas dari adanya kebersamaan, ketulusan, dan kesungguhan dari semua pihak.
Kesuksesan Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar Aisyiyah di Makassar pada Agustus 2015, katanya, juga berpengaruh terhadap suksesnya Musyawarah Wilayah (Muswil) Muhammadiyah, Musyawarah Daerah (Musda) Muhammadiyah, dan Musyawarah Cabang (Muscab) Muhammadiyah se-Indonesia.
“Kuncinya adalah kebersamaan. Ibarat jari tangan, bagaimana pun kuatnya seseorang, kalau jalan sendiri-sendiri, tidak akan sekuat kalau bersama-sama dengan orang lain. Buktinya, pembangunan Gedung Auditorium Al-Amien yang menjadi gedung serba guna ini, Menara Iqra yang berlantai 17, dan Balai Sidang Muktamar 47 di Kampus Unismuh Makassar, semuanya berhasil dibangun karena adanya kebersamaan. Inilah yang perlu kita jaga di Muhammadiyah,” papar Haedar.
Acara ramah-tamah Idul Adha 1437 Hijriyah di Auditorium Al-Amien Kampus Unismuh Makassar ratusan dosen dan karyawan Unismuh Makassar, termasuk Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Rektor Unismuh Abdul Rahman Rahim, Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) Unismuh Syaiful Saleh, mantan Rektor Unismuh Irwan Akib, dan Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel Nurhayati Azis, serta sesepuh Muhammadiyah Sulsel KH Subari Damopolii, KH Dahlan Yusuf, dan KH Zainuddin Sialla. (asnawin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama