-------
PEDOMAN
KARYA
Senin,
14 November 2016
Popularitas
Seorang Iqbal Parewangi
Popularitas seseorang antara lain diukur dari banyaknya orang yang
ingin berjabat-tangan, foto bersama, meminta tanda-tangan (meskipun di
Indonesia tidak menjadi kebiasaan) atau banyaknya undangan untuk menjadi
pembicara pada berbagai forum pertemuan.
Ukuran-ukuran itu tampaknya
sudah dipenuhi oleh AM Iqbal Parewangi. Anggota Dewan Perwakilan Daerah
Repbulik Indonesia (DPD RI) dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan ini nyaris
tak pernah vakum dari undangan, terutama dari Sulawesi Selatan.
Sabtu siang, 12 November
2016, Iqbal Parewangi menghadiri undangan sebagai pembicara pada Rapat Kerja
Wilayah (Rakerwil) Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
(PWM) Sulsel, di Hotel Bantimurung yang terletak di lokasi objek wisata
Bantimurung, Kabupaten Maros.
Saat datang ke lokasi acara,
sudah banyak orang yang meminta foto bersama, termasuk seusai membawakan materi
bersama Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr KH Mustari Bosra,
Wakil Ketua Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Selatan Andi Muhammad Iqbal,
yang saya pandu selaku moderator.
Seusai melayani foto bersama
para peserta dan panitia, Iqbal Parewangi pun berjalan menuju mobilnya yang
parkir agak jauh dari tempat pelaksanaan Rakerwil.
Saat berjalan itulah, Iqbal
Parewangi tak henti-hentinya tersenyum membalas senyuman para pengunjung objek
wisata Bantimurung. Saat berpapasan dengan rombongan pengunjung berbaju seragam
putih-hitam khas tim medis yang umumnya perempuan, salah seorang di antara
mereka nyelutuk.
“Kayaknya saya kenal itu bapak!,”
katanya.
Saya yang berjalan agak di
belakang, mendengar celutukan itu. Dengan spontan, saya menjelaskan dan bertanya:
“Bapak itu namanya Pak Iqbal Parewangi, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia, DPD RI. Mauki foto bersama beliau?”
Tanpa menunggu jawaban
mereka, saya langsung mengejar Pak Iqbal Parewangi dan memintanya melayani
permintaan foto bersama. Iqbal pun dengan spontan berbalik dan berlari-lari
kecil ke arah rombongan putih-hitam, selanjutnya melayani jabat-tangan dan foto
bersama.
Setelah itu, Iqbal Parewangi
pun pamit dan melambaikan tangan. Saya lalu bertanya kepada rombongan
putih-hitam: “Tabe’, ini rombongan dari mana?”
“Kami dari Puskesmas Pak,”
jawab mereka. (asnawin aminuddin)