Nurdin Tompo: Ketua KKSS Sultra asal Takalar


KKSS SULTRA. Nurdin Tompo Daeng Ngago (paling kiri) duduk berdampingan dengan Marzuki Hanafi, pada Musyawarah Wilayah KKSS Provinsi Sulawesi Tenggara, di Hotel Same Kendari, 26 November 2016. Inzet: Nurdin Tompo. (ist)






-----
PEDOMAN KARYA
Kamis, 08 Desember 2016


Nurdin Tompo: Ketua KKSS Sultra asal Takalar


            Jauh-jauh datang dari Kabupaten Takalar ke Kota Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, Nurdin Tompo Daeng Ngago tentu tidak ingin hanya jadi “orang biasa-biasa saja”. Ada satu tekad kuat yang dibawanya ke sana, yaitu ingin berhasil “menjadi seseorang.”
            Tidak mudah memang mewujudkan keinginan itu, karena dibutuhkan keuletan dan ketabahan yang luar biasa. Berkat keuletan dan kesabaran itulah, pria kelahiran Takalar, 2 Agustus 1949, akhirnya berhasil mewujudkan keinginannya.
            Nurdin Tompo kini sudah “menjadi seseorang”, sudah menjadi tokoh masyarakat, terutama setelah terpilih sebagai Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Sulawesi Tenggara periode 2016-2021, pada Musyawarah Wilayah KKSS Sultra, di Hotel Same Kendari, 26 November 2016.
            “Tokoh-tokoh masyarakat dan keluarga besar masyarakat Sulawesi Tenggara yang berasal dari Sulawesi Selatran, mempercayakan saya memimpin KKSS Provinsi Sulawesi Tenggara,” ungkapnya kepada wartawan, di Takalar, Selasa, 6 Desember 2016.
            Setelah terpilih menjadi ketua, Nurdin Tompo mengemukakan bahwa kehadiran KKSS terutama untuk mengangkat citra, harkat, dan martabat orang-orang Sulawesi Selatan di tingkat nasional sebagai aset bangsa.
            “Kalau KKSS dan Kerukunan Keluarga provinsi lain bersatu, maka kekuatan dan aset bangsa inilah yang akan mengangkat citra, harkat, dan martabat Indonesia di dunia internasional,” kata Nurdin.
            Khusus di Sulawesi Tenggara, katanya, masyarakat asal Sulawesi Selatan cukup banyak jumlahnya dan mereka tersebar dalam berbagai bidang profesi dan pekerjaan, mulai dari petani, nelayan, pedagang, pegawai negeri, karyawan swasta, wiraswasta, hingga pengusaha, pejabat, dan akademisi.
            “Anggota KKSS Sulawesi Tenggara banyak profesor, doktor, pejabat negara, dan pengusaha. Kita semua bersatu dan terlibat secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pembangunan di Sulawesi Tenggara, dengan memegang prinsip dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” tegas Nurdin.
            Di Kendari dan sekitarnya, Nurdin Tompo Daeng Ngago dikenal sebagai tokoh masyarakat yang mantan birokrat dan kemudian beralih menjadi pengusaha. Usaha yang ditekuni antara lain biro perjalanan, perhotelan, dan restoran.
            Nurdin Tompo bahkan cukup lama dipercaya menjadi Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sulawesi Tenggara.

Jangan Lupa Kampung Asal
           
Meskipun sudah meraih sukses, meskipun sudah lama menetap di negeri rantau, bahkan meskipun sudah turun-temurun menetap di negeri rantau, orang-orang Sulawesi Selatan tetap perlu mengingat dan tidak boleh melupakan asal daerahnya.
            Prinsip itu pula yang diterapkan oleh Nurdin Tompo. Anak dari Cincin Daeng Tompo (almarhum ayahnya) dan Sahiba Daeng Kebo (almarhum ibunya), tetap tidak lupa kampung halamannya.
Untuk itulah, Nurdin Tompo membangun masjid dan villa, serta usaha pengembang-biakan sapi potong, di Kampung Salaka, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar.
“Saya melibatkan masyarakat setempat dalam usaha pengembang-biakan sapi potong dan alhamdulillah sudah banyak yang menikmati hasilnya. Saya memberikan mereka sapi untuk diternakkan dan dikembang-biakkan. Hasilnya kami bagi. Dari bagi hasil itu, mereka bisa menyekolahkan anak-anak dan bahkan menikahkan anak,” ungkapnya.
Tentang masjid yang dibangunnya di tengah perkampungan dn tempat kelahirannya, Nurdin mengatakan, hidup di dunia ini hanya sementara sehingga kita harus selalu ingat beribadah.
Selain membangun masjid dan membuka usaha yang melibatkan dan memberdayakan masyarakat, Nurdin juga membangun hotel dan restoran yang diberi nama Hotel Kalampa, di pusat kota Kabupaten Takalar.
“Karyawan saya banyak. Dengan demikian, secara tidak langsung, saya sudah ikut membangun Takalar dengan membuka lapangan kerja,” katanya.

Pintar, Rajin, Bisa Dipercaya

            Menyinggung kiat suksesnya sehingga mampu menjalankan amanah sebagai birokrat dan kemudian menjadi pengusaha, Nurdin Tompo menyebut tiga hal sebagai kata kunci, yaitu harus pintar, harus rajin, dan harus bisa dipercaya.
“Untuk meraih sukses, maka syarat pertama yang harus dipenuhi yaitu kita harus pintar. Ini tidak bisa ditawar. Pintar dalam arti luar, termasuk pintar menyesuaikan diri dan pintar melihat peluang,” jelasnya.
Syarat kedua, lanjutnya, kita harus rajin. Untuk itulah, Nurdin Tompo tidak pernah tidur siang, bahkan sering tidur larut malam karena harus menyelesaikan jika masih ada hal yang harus diselesaikan.
“Saya tidak pernah tidur siang. Saya pekerja keras. Saya tidak kenal capek. Kalau masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan, maka saya pasti akan selesaikan. Saya tidak suka menunda-nunda pekerjaan,” tandasnya.
Syarat ketiga, katanya, yaitu kita harus bisa dipercaya, karena kepercayaan itu adalah modal yang sangat besar dalam pergaulan sehari-hari.

“Tiga syarat ini harus padu, ditambah dengan garis tangan. Karena itulah, kita harus shalat dan berdoa,” kata Nurdin Tompo yang cukup lama dipercaya menjadi “pengawal pribadi” Ibu Emiria, isteri dari Eddy Sabara, Gubernur Sulawesi Tenggara periode 1966-1978, dan 1981-1982. (Asnawin Aminuddin & Hasdar Sikki)

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama