Hanya 19% Dosen Kopertis IX Ikut Kompetisi Penelitian


RAPAT KERJA. Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi Prof Andi Niartiningsih (tengah) didampingi Sespel Dr Hawignyo (paling kiri), dan Ketua Panitia Raker Mustafa, pada Rakerda Kopertis IX Sulawesi 2017, di Bira, Bulukumba, Kamis, 26 Januari 2017. (ist)






---------
Sabtu, 28 Januari 2017


Hanya 19% Dosen Kopertis IX Ikut Kompetisi Penelitian


BULUKUMBA, (PEDOMAN KARYA). Dari 12.924 dosen Kopertis Wilayah IX Sulawesi yang ada saat ini, hanya 686 orang atau hanya sekitar 19 persen yang mengikuti kompetisi penelitian tahun 2017. Jumlah itu pun sudah meningkat dibandingkan tahun 2016 yang hanya 426 dosen mengikuti kompetisi penelitian.
Hal tersebut diungkapkan Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi Prof Andi Niartiningsih, pada Rakerda Kopertis IX Sulawesi 2017, di Bira, Bulukumba, Kamis, 26 Januari 2017.
“Aspek penelitian dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi seharusnya sejalan dan sejajar dengan dharma pendidikan dan penelitian. Para dosen harus lebih termotivasi melakukan penelitian agar proses Tri Darma Perguruan Tinggi dapat berjalan secara lebih maksimal,” kata Andi Niartiningsih.
Dalam kondisi seperti itu, katanya, tampaknya Kopertis IX harus lebih intensif melakukan sosialisasi dan pemahaman kepada para dosen untuk lebih serius ikut dalam kompetisi penelitian, karena minat para dosen di jajaran Kopertis Wilayah IX Sulawesi masih ternyata relatif rendah.
Meskipun demikian, kata Andi Niar, ada juga berita yang cukup menggembirakan yakni dua kampus di lingkungan Kopertis Wilayah IX Sulawesi berhasil masuk meraih klaster utama penelitian yakni Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, dan Universitas Cokroaminoto (Uncokro) Makassar.
Selain itu, kata mantan Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, juga ada lima kampus yang masuk klaster madya, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), Unismuh Buton, Universitas Alkhaerat Palu, dan UKI Paulus Makassar.

Kopertis menjadi L2Dikti

Pada Rakerda tersebut, juga dibahas tentang rencana perubahan nama dan status dari Kopertis menjadi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) sesuai amanat UU Nomor 12 Tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi.
“Sesuai amanat UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, implementasi dari UU itu sudah harus diberlakukan dua tahun sesudah diundangkan, tetapi rupanya tahun 2017 baru akan segera direalisasikan,” ungkap Andi Niar.
Perubahan status kelembagaan dari Kopertis menjadi L2Dikti, katanya, akan memberi tugas dan tanggung jawab yang semakin besar, yakni bukan hanya perguruan tinggi swasta yang akan dilayani melainkan juga perguruan tinggi negeri.
“Menyambut perubahan status ini, maka ada beberapa hal harus mendapat perhatian terutama kesiapan sumber daya manusia Kopertis dalam melayani nomenklatur yang berubah itu. Jangan sampai ada kesan setelah beralih jadi L2Dikti, pelayanan malah semakin mengendor,” ujar Andi Niar.
Tugas baru yang akan diemban nantinya yaitu sebagian tugas Kemenristekdikti didelegasikan ke L2Dikti, antara lain masalah izin pembukaan program studi (prodi) baru, serta proses kenaikan pangkat akademik.
“Semua diproses di lembaga baru itu, kecuali untuk mengurus Guru Besar masih di Kemenristekdikti,” papar Andi Niar.

Ketua Panitia Pelaksana Rakerda, Drs Mustafa MM, dalam laporannya mengatakan, peserta Rakerda sebanyak 104 orang, berasal dari seluruh pegawai Kopertis IX, serta para ketua unit pengembangan yang ada di Kopertis Wilayah IX Sulawesi. (win)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama