Catatan Perjalanan Siswa Bosowa School Makassar di Cambridge Inggris


SUNGAI CAM. Siswa Bosowa International School Makassar menikmati suasana naik perahu di Sungai Cam, Cambridge, Inggris, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Home Stay Program Bosowa International School Makassar






-----
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 18 Maret 2017


Catatan Perjalanan Siswa Bosowa School Makassar di Cambridge Inggris



Biaya perjalanan siswa Bosowa International School Makassar ke Cambridge, Inggris, memang agak mahal, tapi manfaat yang diperoleh juga tidak sedikit, karena selain menambah pengetahuan, mereka juga memperlancar kemampuan berbahasa Inggris, berinteraksi langsung dengan siswa mancanegara, dan berkunjung langsung ke kota bersejarah tersebut.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, rombongan Bosowa School Makassar yang berjumlah 63 orang (58 siswa, dan 5 guru) akhirnya tiba di Cambridge, dan kemudian “masuk sekolah” hari pertama pada Senin, 13 Maret 2017, di sekolah LSI Cambridge.

Cuacanya sangat dingin dan para siswa bersama harus bergegas bangun sepagi mungkin agar tetap dapat melaksanakan shalat subuh di awal waktu tanpa harus dibangunkan oleh guru seperti kebiasaan mereka di asrama.

Malah ada di antara mereka yang menyiapkan sarapan sendiri dan bergegas menuju halte (bus stop) agar tidak terlambat, karena bis akan tiba dan pergi tepat waktu setiap 10 menit.

Belajar di kelas bersama siswa-siswi dari berbagai negara dan dilatih oleh instruktur yang profesional, memberi kesan tersendiri bagi seluruh peserta Home Stay Program Bosowa International School Makassar.

“Saya merasa kemampuan listening saya meningkat, dan saya lebih percaya diri dalam berbicara, padahal baru beberapa sesi yang saya ikuti,” ungkap Muhammad Sadli Putra, siswa kelas 12 yang akhirnya bisa mengikuti program ini setelah dua kali mengalami gagal visa karena alasan administrasi.

Felix Ferdinand Laureng, siswa kelas 8, juga mengungkapkan bahwa dirinya sangat senang bisa belajar banyak hal, termasuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris-nya.

Selain kegiatan belajar di sekolah LSI Cambridge, seluruh peserta juga berkesempatan mempelajari sejarah kota Cambridge, perguruan tinggi, gedung bersejarah sekitar Cambridge, dan tokoh-tokoh penemu besar dunia seperti Steven Hawking dan Isaac Newton.

Pemandu dari Tourist Information Center Cambridge juga menjelaskan kepada peserta yang terbagi dalam empat kelompok tentang beberapa informasi mengenai sistem belajar, ujian, hingga prosesi wisuda di Cambridge University.

Cuaca yang sangat bersahabat dan ayunan perahu memberi kenyamanan tersendiri saat seluruh peserta melintasi Sungai Cam. Wisatawan dari mancanegara pun saling menyapa dengan hangat dari atas perahu khas Cambridge yang saling berpapasan.

Keindahan alam dan sungai buatan ini juga memberi kesan akademik, dimana para mahasiswa duduk berdiskusi dan bercengkrama di hamparan bukit rumput hijau yang menjadi pemisah antara beberapa gedung perguruan tinggi di sepanjang pinggiran sungai. Siswa-siswi Bosowa International School pun belajar dengan sangat antusias.

Main Tenis Meja

Proses belajar dan mencari pengalaman tidak hanya melalui buku di atas meja dan di dalam kelas. Pengalaman dan pengetahuan terkadang banyak didapatkan di lapangan atau bahkan dari sebuah permainan dan itulah yang dilakukan oleh siswa Bosowa International School Makassar, selama berada di Cambridge, Inggris.

Peserta Home Stay Bosowa School Makassar antara lain mengisi waktu istirahat pergantian sesi 20 menit dengan bermain tenis meja. Dua siswa yang sempat bermain yaitu Azhar dan Iffat (siswa kelas 12). Keduanya bermain melawan siswa asal Italia dan Arab Saudi.

Kesempatan itu pun dimanfaatkan keduanya untuk memperlancar komunikasi Bahasa Inggris sekaligus saling mengenal satu sama lain.

“Walaupun bukan World Championship, tapi Indonesia telah unggul,” ungkap Riza sambil tersenyum. Riza adalah salah seorang guru pendamping dari Bosowa International School Makassar.

Tidak hanya siswa, para guru pendamping pun tak mau kalah. Empat guru pendamping, yakni Oneal, Hendrik, Yosa, dan Andi Aposan, ternyata hebat juga dalam bermain tenis meja. Maka terjadilah “pertarungan” antarguru pendamping dan antarnegara di Inggris.

Selain pengalaman di dalam kelas, siswa-siswi Bosowa School Makassar juga  belajar dan menggali informasi di atas air. Sambil menikmati cuaca cerah nan sejuk, ayunan lembut perahu khas Sungai Cam di Cambridge, dan pemandangan akademik mahasiswa yang berdiskusi dan bercengkrama di atas padang rumput sepanjang pinggiran Sungai Cam, menjadikan suasana belajar di atas air pun lebih santai.

Berbagai informasi penting mengenai perguruan tinggi dan sejarah disampaikan oleh juru mudi perahu, Punting (nama tempat dan istilah naik perahu di Sungai Cam), dengan ramah dan bersahabat.

Setelah mengarungi Sungai Cam yang menjadi pemisah antara perguruan tinggi di Cambridge, King's College yang merupakan perguruan tinggi terbaik pertama di dunia, menjadi program kunjungan penutup kegiatan siswa pada hari Kamis, 16 Maret 2017.

Seluruh peserta kembali belajar dan mendengar berbagai informasi, dan berkesempatan masuk ke dalam sebuah kampus indah, bersih dan tertata yang dibangun dalam kurun waktu yang cukup panjang, yakni 400 tahun.

Siswa-siswi Bosowa International School Makassar belajar di dalam kelas, di lapangan, hingga di atas air. Sungai Cam yang unik dan indah pun menjadi saksi perjalanan siswa-siswi Bosowa International School Makassar. 

Setelah kembali ke Makassar, para siswa dibagi beberapa tugas kelompok dan tugas individu, antara lain membuat laporan perjalanan dan kegiatan, laporan hasil belajar dari setiap kegiatan, resume budaya dan studi komparatif Indonesia-Inggris, video perjalanan dan kegiatan, serta seluruh hasil tertulis dijadikan projek buku dan dilaunching dalam bentuk pementasan budaya.

Laporan: Nashrunilhaq Anwar
(Public Relation Bosowa International School Makassar)
Editor: Asnawin Aminuddin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama