Persahabatan Tulus Upi Asmaradhana dan Abraham Samad


PERSAHABATAN TULUS. Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, punya banyak kawan dan sahabat. Salah seorang di antaranya yaitu Upi Asmaradhana, seorang wartawan dan juga Koordinator Komite Perlindungan Jurnalis dan Kebebasan Berekspresi (KPJKB).




------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 18 Maret 2017


Persahabatan Tulus Upi Asmaradhana dan Abraham Samad


            Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, punya banyak kawan dan sahabat. Salah seorang di antaranya yaitu Upi Asmaradhana, seorang wartawan dan juga Koordinator Komite Perlindungan Jurnalis dan Kebebasan Berekspresi (KPJKB).
            Persahabatan keduanya sudah cukup lama. Bagaimana bentuk persahabatan mereka, berikut catatan ringan Upi Asmaradhana saat berada di Bandara Soekarno Hatta, Sabtu, 18 Maret 2017, yang ditulis pada akun Facebook-nya dan kami muat atas izin beliau.

***
Setiap kali ke Jakarta, hari-hari belakangan ini, saya pasti akan bertemu dengannya. Ini seperti menjadi ritual wajib bagi saya. Dulu ketika ia masih menjadi Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), saya malah selalu menghindarinya.
Hanya satu kali saya mengunjunginya secara khusus di kantornya, ketika pada sebuah jumpa pers ia terlihat meneteskan airmata kala karibnya di KPK ditangkap. Saya berbincang lama di ruangannya ketika itu. Selebihnya, pertemuan kami bisa dihitung dengan jari. Dua kali di rumahnya di Jakarta, satu kali di Makassar, dan satu kali di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, dalam sebuah pertemuan yang tidak direncanakan.
Sebagai sahabat, saya menghargai persahabatan kami. Saya tidak pernah memanfaatkan posisinya kala itu, meskipun ketika dia mendaftar di KPK, kami berdua berangkat dari rumahnya di Makassar dan berhari-hari bersamanya, serta menginap di sebuah hotel kelas melati di kawasan Jalan Wahid Hasyim.
Saya juga menemaninya mengikuti Uji Kepatutan dan Kelakayan di DPR RI dan memposisikan diri sebagai ajudan, staf, dan penata gaya sekaligus he..he..he.. Bersamanya, kami mengoreksi makalah, dan menemaninya menerobos belantara ibukota.
Di sebuah kamar 211, tempat kami menginap berdua, Abraham Samad menghampar kasur di lantai dan saya tidur di atas ranjang. Kami juga berlatih cara berjalan, cara berbicara dan juga cara menyapa wartawan serta cara berinteraksi dengan kamera.
Tentu dalam proses ini, tak lupa pula kami berdebat bahkan bertengkar hebat. Sebuah pemandangan yang sudah menjadi “tradisi unik” perkawanan kami.
Ketika dia terpilih menjadi Ketua KPK, saya memilih pulang ke Makassar. Saya senang dia bisa mewujudkan mimpi-mimpinya memberantas korupsi di Indonesia. Sejak beliau menduduki posisi tertinggi di KPK, saya memilih menjauhi dan hanya mengirimkan doa terbaik buatnya.
Ketika ia dijatuhkan dan disingkirkan rezim, saya dan sejumlah kawan kemudian mendatanginya, memberi semangat untuk tetap berjuang. Sejak saat itu, kami selalu bertemu, bertegur sapa, dan saling memberi kabar. Kalau saya ke Jakarta, tak lengkap rasanya tak menemuinya, walau sekadar tertawa bersama dan menyusun masa depannya kembali.
Saya tulus bersahabat dengannya dan saya tidak pernah berharap imbalan apapun dari persahabatan kami. Sebagai sahabat saya senang jika melihatnya bahagia dan sedih jika melihatnya bersusah.
Semoga dia diberi kesehatan, umur panjang, dan ketulusan serta kekuatan untuk meneruskan cita-cita besarnya untuk Indonesia yang lebih baik. Semoga kita selalu dilindungi dan bekerja ikhlas untuk nilai-nilai yang kita yakini benar. Insya Allah, ke Jakarta kita akan kembali. Tetap tangguh dan kokoh!


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama