Ambo Asse: Kita Tidak Boleh Saling Menggunjing


SYAWALAN. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel mengadakan acara Syawalan Idul Fitri 1438 Hijriyah, di Halaman Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Jl Perintis Kemerdekaan, Km.10, Makassar, Sabtu, 1 Juli 2017. 




------
Selasa, 04 Juli 2017


Ambo Asse: Kita Tidak Boleh Saling Menggunjing


            MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Dalam hidup ini, kita tidak boleh saling berprasangka buruk, saling curiga, saling mencari-cari kesalahan, dan saling menggunjing. Sebaliknya, kita harus menciptakan kedamaian dan kerukunan, karena sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.
“Jika ini dipahami, dihayati, dan diamalkan, akan tercipta kedamaian dan kerukunan. Rukun dengan sesama umat Islam, juga rukun dengan seluruh warga bangsa,” kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Prof Ambo Asse.
Dia mengemukakan hal tersebut sambil menyitir Al-qur’an, Surah Al-Hujurat ayat 10, yang berbunyi, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”, saat memberikan sambutan pada acara Syawalan Idul Fitri 1438 Hijriyah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, di Halaman Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Jl Perintis Kemerdekaan, Km.10, Makassar, Sabtu, 1 Juli 2017.
“Ayat inilah yang berusaha kita implementasikan pada pelaksanaan Syawalan hari ini. Kita berharap ayat ini juga diimplementasikan dalam hidup bermasyarakat,” kata Ambo Asse yang sehari-hari menjabat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Alauddin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kedamaian dan kerukunan, katanya, antara lain ta’aruf atau saling mengenal, tafahum atau saling memahami, taawun atau saling menolong, dan tasamuh atau toleransi antar-umat beragama.
“Dalam Al-qur’an disebutkan, bagiku agamaku, dan bagimu agamamu. Kalau agama lain menyalah-nyalahkan agama kita, biarlah, karena itu ajaran agama mereka. Ini supaya kita tidak usah saling bentrok. Inilah maksud lakuum diinukum walyadiin itu, untukmu agamamu dan untukku agamaku,” papar Ambo Asse.

Tolenrasi yang Benar

Menanggapi ajaran toleransi yang dipesankan Ambo Asse, pembawa hikmah Syawalan, Prof Yunahar Ilyas, mengingatkan, toleransi harus dijalankan dengan cara yang benar.
Yunahar mencontohkan polemik terkait film pendek “Aku adalah Kau yang Lain” yang merupakan pemenang lomba film yang digelar Divisi Humas Mabes Polri.
“Video itu bagus niatnya, tapi salah caranya. Kontennya bukannya meneduhkan, mengampanyekan toleransi, malah menyinggung banyak pihak,” ujar Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Tarjih, Tajdid, dan Tabligh.
Pada kesempatan tersebut, Yunahar Ilyas juga menyerukan warga Muhammadiyah dan umat Islam Indonesia agar memboikot kedai kopi global asal Amerika Serikat, Starbucks, sebagai bentuk protes terhadap pernyataan Bos Starbucks, Howard Schultz yang dalam salah satu rapat meminta para pemegang saham perusahaan yang dipimpinnya “angkat kaki” jika tidak mendukung pernikahan sesama jenis atau LGBT.
“Ini sudah sangat jelas Starbucks mendukung perbuatan keji yang sangat bertentangan dengan Islam. Ini bahkan sebuah bentuk pelanggaran HAM karena membiarkan kepunahan manusia terjadi,” tegas Yunahar.
Syawalan yang merupakan acara rutin tahunan setiap selesai perayaan Idul Fitri tersebut dihadiri seribuan pengurus, kader, dan simpatisan Muhammadiyah, termasuk unsur pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan amal usaha Muhammadiyah se-Sulsel.
Tamu dan undangan lain yang hadir yaitu unsur Muspida Sulsel, termasuk Wakapolda Sulsel Brigjen Pol Mas Guntur Laupe, Kasdam XIV/Hasanuddin Brigjen Supartodi, serta Wakil Walikota Makassar Dr Samsul Rizal, sedangkan Gubernur Sulsel pada kesempatan tersebut diwakili Staf Ahli Gubernur Sulsel Bidang Hukum, Abdul Haris. (win)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama