Ketika Menteri, Rektor, dan Praktisi Berkunjung ke Bantaeng


PAMERAN HARTEKNAS. Menristek-Dikti Muhammad Nasir (keempat dari kanan) didampingi sejumlah pejabat mengunjungi Pameran Hasil Inovasi, kolaborasi antara BPPT dengan Technopark Bantaeng, di Balai Kartini Bantaeng, Sabtu, 05 Agustus 2017. (Foto: Humas Pemkab Bantaeng)







-----------
Selasa, 08 Agustus 2017


Ketika Menteri, Rektor, dan Praktisi Berkunjung ke Bantaeng


-       Menristek: Bantaeng Hebat Berkat Triple Helix


BANTAENG, (PEDOMAN KARYA). Tergolong peristiwa langka bila menteri bersama Anggota DPR RI, rektor, dan praktisi sekelas direktur BUMN (Badan Usaha Milik Negara) berkunjung ke sebuah kabupaten, apalagi bila kunjungan tersebut bukan dalam rangka mendampingi presiden atau wakil presiden.
Dan peristiwa langka itulah yang terjadi di Bantaeng, Sabtu, 05 Agustus 2017. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Prof Muhammad Nasir, berkunjung ke Bantaeng, bersama Anggota DPR-RI Komisi VII dari Fraksi PAN Dapil Sulsel II, Andi Yuliani Paris, Kepala BPPT Unggul Priyanto, Wakil Rektor IPB Bidang Riset dan Kerja Sama Prof Anas Miftah Fauzi, Rektor Unhas Makassar Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, dan Rektor UNM Prof Husain Syam.
Juga hadir Direktur PT Satoimo Sulawesi Sukses, Senior Manager BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sulawesi Maluku, H Usman Rappe, Direktur Operasi PT Barata Indonesia, Tony Budi Santoso, dan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Dr Jumain Appe.
Mereka diterima secara resmi di Rumah Jabatan Bupati Bantaeng, oleh Bupati Bantaeng Prof Nurdin Abdullah, yang didampingi unsur Forkopimda Kabupaten Bantaeng dan para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bantaeng.
Menristek Muhammad Nasir, dan sejumlah pejabat tersebut berada di Bantaeng dalam rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-22, yang ditandai dengan Pameran Hasil Inovasi, kolaborasi antara BPPT dengan Technopark Bantaeng, di Balai Kartini Bantaeng. Harteknas ke-22 Tahun 2017 mengusung tema: “Gelorakan Inovasi.”
Pada kesempatan itu, Menristek mengemukakan penilaiannya bahwa Bantaeng menjadi hebat di bawah kepemimpinan Prof Nurdin Abdullah, karena menerapkan konsep triple helix.
Konsep triple helix, katanya, merupakan gagasan yang menggabungkan kekuatan tiga komponen utama, yakni pemerintah, akademisi, dan praktisi. Praktisi bisnis misalnya, hadir memberi manfaat bagi masyarakat melalui perekonomian yang menguntungkan.
Akademisi berperan memberikan ide atas ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk mewujudkan inovasi, sedangkan pemerintah menjadi penyeimbang dari kedua komponen tersebut (praktisi dan akademisi) agar terjalin hubungan bersinergi.
“Tentu saja pemerintah yang lebih menonjol mengatur keserasian dengan menyusun, menetapkan, dan menerapkan regulasi. Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Bantaeng membangun technopark dan membuat Bantaeng hebat, karena menjalankan konsep triple helix,” kata Muhammad Nasir.
Technopark atau sciencepark adalah suatu kawasan terpadu yang menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah dalam satu lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat.
“Technopark Bantaeng menjadi contoh bagi technopark lain di Indonesia, dan saya bangga ketika Prof Nurdin Abdullah menyampaikan sudah ada Perda yang mengaturnya,” ungkap Nasir.

Technopark Bantaeng dan Akademi Komunitas

Di lokasi pameran, Menristek beserta rombongan menyaksikan pameran produk melalui pembinaan dan pendampingan BPPT dengan dibangunnya Technopark Bantaeng. Selain itu Menristek Dikti meluncurkan Mesin Extruder yang dikerja-samakan dengan PT. Barata Indonesia.
“Alhamdulillah BPPT hadir di Bantaeng sejak 2 Mei 2009. Kehadiran Menteri Ristek dan Dikti hari ini semoga memberi semangat bekerja lebih baik lagi, agar segala rencana bersama BPPT bisa terselesaikan dengan cepat,” kata Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah.
Nurdin Abdullah yang juga dosen Unhas Makassar menjelaskan bahwa hasil kerja sama Pemkab Bantaeng dengan BPPT dan Unhas Makassar, mampu mengubah mindset petani, khususnya petani cokelat di Bantaeng.
“Dengan pendampingan ini, kita sudah mulai tinggalkan penggunaan pupuk kimia dan beralih menggunakan pupuk organik, sehingga produksi cokelat meningkat tajam dari 250 kg per hektar menjadi 3,3 ton per hektar. Tentunya mereka bukan hanya menjadi petani penghasil cokelat, tapi juga sudah keliling kemana-mana menjadi instruktur,” papar Nurdin.
Nurdin Abdullah yang disebut-sebut sebagai calon kuat Gubernur Sulsel periode 2018-2023 mengatakan, perjalanan sembilan tahun BPPT di Bantaeng telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Bantaeng
“Termasuk pembangunan Akademi Komunitas pada Kawasan Industri Bantaeng dengan jenjang Pendidikan Diploma Dua yang diharapkan dapat menjadi cikal bakal berdirinya program studi strata satu atau jenjang yang lebih tinggi lagi,” kata Nurdin.
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengungkapkan, pencanangan Technopark Bantaeng jauh sebelum technopark dicanangkan Indonesia.

“Bantaeng adalah salah satu daerah pengembangan technopark di Indonesia. Bantaeng dan Cimahi bisa dikatakan technopark sukses. Itu semua berkat kepemimpinan Prof Nurdin Abdullah. Technopark Bantaeng dikerja-samakan dengan melibatkan akademisi. Semua itu karena kerja sama yang baik dan dorongan yang kuat dari pemerintah,” tutur Unggul. (Akhmad Marmin/Asnawin Aminuddin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama