Orang Bugis-Makassar Punya Modal Sosial Hadapi MEA


KULIAH UMUM. Dekan Pusat Pengajian Umum dan Kokurikulum, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) Prof Dr Rosman bin Md Yusoff (kedua dari kiri), membawakan Kuliah Umum di hadapan seratusan dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian Unismuh Makassar, di Aula Lantai III Menara Iqra Kampus Unismuh Makassar, Selasa, 17 Oktober 2017. Prof Rosman pada kesempatan tersebut didampingi Dekan Fakultas Pertanian Unismuh Makassar Burhanuddin SPi MP (paling kiri), Staf Balitbangda Sulsel Dr Alham Syahruna (kedua dari kanan), serta Guru Besar Fakultas Pertanian Unismuh Prof Syafiuddin Saleh. (Foto: Asnawin)




-----------
Selasa, 17 Oktober 2017


Orang Bugis-Makassar Punya Modal Sosial Hadapi MEA


            MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Orang Bugis – Makassar punya modal sosial yang sangat bagus dalam menghadapi Pasar Bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yaitu kebiasaan duduk berunding atau bermusyawarah untuk membahas masalah pertanian dan membuat keputusan yang terbaik.
“Duduk berunding bermusyawarah ini disebut tudang sipulung. Ini adalah modal sosial,” kata Dekan Pusat Pengajian Umum dan Kokurikulum, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), Prof Dr Rosman bin Md Yusoff.
Hal itu dikemukakan saat membawakan Kuliah Umum di hadapan seratusan dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, di Aula Lantai III Menara Iqra Kampus Unismuh Makassar, Selasa, 17 Oktober 2017.
Rosman yang membawakan kuliah umum bertajuk “Modal Sosial untuk Pengembangan Agribisnis Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)” mengatakan, untuk menghadapi Pasar Bebas ASEAN, kita harus mengembangkan potensi-potensi yang ada di daerah agar dapat bersaing pada persaingan global.
“Kita harus berpikir lokal tapi bertindak global. Kita harus melihat potensi-potensi yang ada di daerah untuk dikembangkan sehingga mampu bersaing di pasar global, di pasar inernasional,” kata Rosman.
Pengembangan potensi-potensi lokal tersebut, katanya, dapat dilakukan dengan duduk bersama (tudang sipulung) dan bermusyawarah untuk membuat langkah-langkah pengembangan pertanian atau agribisnis.
Dekan Fakultas Pertanian Unismuh Makassar, Burhanuddin SPi MP, pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Fakultas Pertanian Unismuh Makassar kini membina empat program studi, yakni Prodi Budidaya Perairan, Prodi Agribisnis, Prodi Kehutanan, serta Prodi Agroteknologi.
Kuliah Umum turut dihadiri dua Guru Besar Fakultas Pertanian Unismuh Makassar yakni Prof Ratnawati Tahir dan Prof Syafiuddin Saleh, para wakil dekan, para ketua prodi, serta puluhan dosen dan mahasiswa.

Terima Penghargaan

            Sebelum membawakan kuliah umum, Rosman Yusoff terlebih dahulu dijamu oleh Rektor Unismuh Makassar, Dr H Abdul Rahman Rahim. Dalam kunjungannya ke Unismuh Makassar, Prof Rosman didampingi oleh salah seorang mantan mahasiswanya di Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Dr Alham Syahruna yang kini bertugas sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Kantor Balitbangda Sulsel.
“Selain membawakan kuliah umum di Kampus Unismuh Makassar, ada dua agenda utama Prof Rosman, yaitu menerima Penghargaan 20 Tokoh yang memberikan sumbangsih besar terhadap Sulawesi Selatan (19 Oktober 2017) dan menjadi pembicara pada konferensi internasional di Kampus Unhas (18-19 Oktober 2017),” ungkap Alham. (zak)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama