Porsi Makan Orang Mesir Terlalu Besar


PIRAMIDA MESIR. Dosen Unismuh Makassar (kiri) foto bersama dengan pemuda Mesir, dengan latar belakang Piramida Mesir, saat mengikuti Program Short Course Bidang Spiritual Pedagogy Tahun 2017, 17 Agustus 2017-19 September 2017. (dok. pribadi)





-------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 10 Oktober 2017


Laporan Perjalanan Dosen Unismuh di Mesir (1):


Porsi Makan Orang Mesir Terlalu Besar


Oleh: Dr Abdul Rahim Razaq MPd
(Ketua Prodi S3 Pendidikan Agama Islam Unismuh Makassar)

Pengantar:
Ditjen Sumber Daya, Iptek, dan Dikti Kementerian Ristek-Dikti Republik Indonesia, mengadakan Program Short Course Bidang Spiritual Pedagogy Tahun 2017, yang terbuka bagi para dosen dari seluruh Indonesia.
Salah satu di antara belasan dosen yang lolos mengikuti program tersebut tahun 2017, yaitu Dr Abdul Rahim Razaq MPd yang sekarang menjabat Wakil Dekan 1 Fakultas Agama Islam (FAI) sekaligus merangkap Sekretaris Prodi S3 Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Berikut laporan perjalanannya Rahim Razaq di Mesir, mulai 17 Agustus 2017, hingga 19 Septermber 2017, yang kami sajikan dalam tiga kali tulisan bersambung.

***

Alhamdulillah, dalam waktu yang singkat dengan kegiatan padat yang dan serba mendadak menjadi spirit dalam mengurus dan menyelesaikan adminisrasi persiapan menghadapi Short Couse Spiritual Pedadogik (SCSP) yang diadakan oleh Kemenristek-Dikti RI.
Jarak dan waktu menjadi menjadi bahagian dari penyelesaian adminstrasi SCSP menuju Negeri Piramid dan negeri para pencinta ilmu dan sufi dengan Sungai Nil sebagai primadona tersendiri bagi para wisatawan dunia.
            Pembekalan peserta di Hotel Grand Mecuri Harmoni Jakarta menjadi awal pengetahuan bagi peserta tentang Mesir perihal adat dan budayanya.
Usai pembekalan dengan penuh canda dan harapan yang besar menuju Kairo, bagi mereka yang belum pernah menginjakkan kaki dan Bumi Primadid Peninggalan Raja Firaun yang dicatat khusus dalam kitab Alquran.
Mobil hotel mengantar peserta SCSP menuju Bandara Soekarno Hatta Internasional (SHI) dengan tiket pesawat Turkish Airline menuju Istambul Turki. Dilayani awak kabin yang model Eropa yang cantik dan muda menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta terutama peserta perdana keluar negeri. Selama kuran lebih 12 jam nonstop penerbangan menuju Istambul, pada tanggal 17 Agustus 2017, seusai perayaan Hari Kemerdekaan RI.
Pagi waktu setempat, Jumat, 18 Agustus 2017, Turkish Airline yang kami tumpangi mendarat di Istambul dengan selamat. Foto-foto di Bandara Turki untuk kenangan peserta merupakan bahagian dari kegiatan setelah tiba di bandara.
Sayangnya, kami melihat bandara yang besar dan bertarap internasional itu tidak dilengkapi isyarat yang jelas bagi peserta transit. Akibatnya, hampir satu jam bolak-balik mencari gate atau pintu penerbangan menuju Kairo.
Insidennya sebenarnya kecil, tetapi langsung menjadi perhatian, karena peserta pada bingung mencari gate bolak-balik tanya sana-sini, akhirnya lewat petugas kebersihan menjadi guide menuju gate tempat melapor menuju pesawat ke Kairo.
Tidak kurang setengah jam penyelesaian embarkasi kami menuju pesawat yang akan terbang ke Kairo, dengan dua kali pengangkutan bus menuju pesawat.
            Turkish airline mendarat di Kairo, Mesir, dan kami dijemput staf KBRI warga Mesir meringankan dan memudahkan semua prosedur pemeriksaan di imigrasi, alhamdulillah.
Mobil KBRI Kairo membawa peserta ke restoran untuk sarapan ala Mesir, selanjutnya menuju penginapan Wisma Nusantara I hasil Karya Putra Parepare Sulawesi Selatan (Prof Dr BJ Habibie) tempat penginapan para peserta dengan kamar seharga 25-30 dollar per hari.
Hari pertama diisi dengan wisata ke Piramid peninggalan Ramses yang hidup semasa dengan Nabi Musa as. Udara yang cukup panas tidak menjadi halangan peserta untuk menikmati piramid yang tinggi menjulang yang merupakan kuburan raja - raja pada masanya.
Lagi- lagi foto bersama, naik Unta dan dan andong untuk peserta putri dengan bayaran 100 june mata uang Mesir (Rp 70.000).
Mengunjungi Toko minyak Wangi terhipnotis dengan marketing menguras juneh 500 ( 350.000 ). Selanjutnya mengunjungi Masjid Amru bin Ash penakluk Mesir pada masa Khalifah Umar bin Khattab dan melaksanakan shalat dhuhur berjamaah. Kuburan Imam Syafii, Masjid Al-Azhar, dan Masjid Imam Husain,  berdampingan dengan Kampus dan Masjid Al Azhar.
Pada hari pertama kunjungan di Kairo, Ahad, 20 Agustus 2017, dilaksanakan daurah yang dengan dibuka secara resmi dan dihadiri oleh Atase pendidikan Dr H Usman Syihab. Dimulai pukul 10.00 pagi dan berakhir pada pukul 14.00 waktu setempat, diakhiri dengan santap siang ala Mesir.

Hampir semua peserta membawa pulang bungkusan makanannya dan selanjutnya dimakan hingga santap malam, karena porsi makan orang Mesir ternyata terlalu besar untuk ukuran perut orang Indonesia. (bersambung)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama