Siapa Tau Mauki’ Traktirka’


PUASA. “Tadi pagipi baru saya ke rumahnya, karena kebetulan mereka nginap di rumah kebun. Biasanya dia ngopi dan makan pisang goreng kalau pagi, tapi tadi pagi sampai saya pamit sekitar jam sembilan, tidak ada kopi, tidak ada pisang goreng,” ungkap Daeng Nappa’. (Foto: Asnawin)






------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 10 November 2017


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ (41):



Siapa Tau Mauki’ Traktirka’


“Jam berapaki’ tiba dari kampung?” tanya Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’, seusai shalat lohor di masjid terminal.
“Baruka’ tiba ini, pas lagi adzan di mesjid,” jawab Daeng Nappa’.
“Bagaimana kabarna mertuata’?” tanya Daeng Tompo’.
“Tadi pagipi baru saya ke rumahnya, karena kebetulan mereka nginap di rumah kebun. Biasanya dia ngopi dan makan pisang goreng kalau pagi, tapi tadi pagi sampai saya pamit sekitar jam sembilan, tidak ada kopi, tidak ada pisang goreng,” ungkap Daeng Nappa’.
“Barusanna itu!” seru Daeng Tompo’.
“Ternyata mereka semua satu rumah puasa hari ini. Biasa, puasa Senin-Kamis,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.
“Jadi sudahmaki makan ini?” tanya Daeng Tompo’ juga sambil tersenyum.
“Belumpi belah. Makanya saya langsung ke terminal, siapa tau mauki traktirka,” kata Daeng Nappa’ lalu tertawa.
“Aih, kelaparanmaki’ itu kalau saya kita’ tunggu traktirki’, karena saya juga puasa hari ini,” kata Daeng Tompo’ dengan suara tawa lebih besar.
“Adduh,” kata Daeng Nappa’ sambil memukul jidatnya dengan telapak tangan kanannya. (asnawin)

Senin, 18 September 2017
----------
@Obrolan 40:
http://www.pedomankarya.co.id/2017/10/eh-apakah-itu-dibilang-nsp.html

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama