Pejabat Sindir Pejabat


“Bagaimana kalau ada pejabat, katakanlah presiden, gubernur, atau bupati yang menikahkan anaknya? Terus banyak tamuna. Perlukah itu dikritik?” tanya Daeng Nappa’. 


“Itu ‘kan urusan pribadi tawwa. Bahayana itu kalau presiden tidak boleh menikahkan anaknya,” ujar Daeng Tompo’.



---------
PEDOMAN KARYA
Senin, 22 Januari 2018


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ (92):


Pejabat Sindir Pejabat


“Tidak kusuka’na kurasa liatki pejabat publik yang suka menyindir pejabat lain,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Nappa’.
“Tidak apa-apaji kalau sindirannya itu untuk kepentingan publik atau pejabat yang disindir memang melakukan perbuatan asusila, korupsi, atau nepotisme misalnya,” kata Daeng Tompo’.
“Bagaimana kalau ada pejabat, katakanlah presiden, gubernur, atau bupati yang menikahkan anaknya? Terus banyak tamuna. Perlukah itu dikritik?” tanya Daeng Nappa’.
“Itu ‘kan urusan pribadi tawwa. Bahayana itu kalau presiden tidak boleh menikahkan anaknya,” ujar Daeng Tompo’.
“Itumi kubilang tadi, bilang tidak kusuka’na kurasa liatki pejabat publik yang suka menyindir pejabat lain,” tukas Daeng Nappa’.
“Yang penting kita’ amanjaki dari sindiran, karena bukanjaki’ pejabat publik,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum dan memaksa Daeng Nappa’ ikut tersenyum. (asnawin)

Rabu, 08 November 2017
-------
@Obrolan 91:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/01/korupsi-pejabat-itu-sinetron-atau.html



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama