Tidak Setujuki’ Kalau Ada Taksi Online?


“Di satu sisi sangat membantu masyarakat karena mewah tapi murah, di sisi lain mematikan angkutan konvensional taksi dan pete'-pete’,” papar Daeng Tompo’. 
“Iye’, kasianna kodong sopir taksia, banyakmi yang menganggur,” sebut Daeng Nappa’. 
“Tapi mestinya tawwa harus jelas aturanna,” tukas Daeng Nappa’.



------------
PEDOMAN KARYA

Sabtu, 20 Januari 2018


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ (85):


Tidak Setujuki’ Kalau Ada Taksi Online?


“Dilema tong ini taksi online dan ojek online-ka,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi pagi di warkop terminal.
“Dilema bagaimana?” tanya Daeng Nappa’.
“Di satu sisi sangat membantu masyarakat karena mewah tapi murah, di sisi lain mematikan angkutan konvensional taksi dan pete'-pete’,” papar Daeng Tompo’.
“Iye’, kasianna kodong sopir taksia, banyakmi yang menganggur,” sebut Daeng Nappa’.
“Inilah salah satu dampak kemajuan teknologi,” kata Daeng Tompo’.
“Tapi mestinya tawwa harus jelas aturanna,” tukas Daeng Nappa’.
“Maksudta’?” tanya Daeng Tompo’.
“Kenapa bisa setiap orang dibebaskan bawa taksi online atau ojek online dengan menggunakan mobil atau motor plat hitam,” kata Daeng Nappa’.
“Jadi tidak setujuki’ ini kalau ada taksi online dan ojek online?” tanya Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Bukanji tidak setuju, cuma memang pemerintah harus bikin aturan yang jelas dan konsisten dengan aturan itu, karena ini bisa menimbulkan kecemburuan, bahkan kemarahan, terutama.dari sopir pete’-pete’,” tutur Daeng Nappa’.
“Tambah jagoki’ kurasa ini Daeng Nappa’,” kata Daeng Tompo’ sambil menepuk bahu sahabatnya. (asnawin)

Rabu, 01 November 2017
-------
@Obrolan 84:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/01/pilkada-itu-sama-dengan-perang.html

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama