Murid SD Bikin Mobil-mobilan dari Barang Bekas


PRAKARYA. Perupa Zaenal Beta memberikan penjelasan kepada puluhan murid kelas lima Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kompleks Sambung Jawa, Makassar, sebelum memulai praktek prakarya membuat mobil-mobilan dari bahan daur ulang, di sekolah tersebut, Kamis, 01 Februari 2018. (Foto: Rusdin Tompo)






---------
Minggu, 04 Februari 2018


Murid SD Bikin Mobil-mobilan dari Barang Bekas


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Anak-anak dan mainan bagaikan dua sisi dari keping mata uang. Boleh dikata, dunia anak adalah dunia bermain. Tentu saja, akan lebih menggembirakan jika mainan itu dibuat sendiri oleh mereka. Apalagi jika dibuat dari bahan daur ulang.
Dan itulah yang dilakukan puluhan murid kelas lima Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kompleks Sambung Jawa, Makassar, Kamis (1/2/2018). Mereka membuat mainan sendiri dari barang bekas setelah jam pelajaran usai, pada salah satu ruangan di lantai dua sekolahnya.
Mereka duduk di kursi yang ditata berbentuk huruf U. Sebagian lagi melantai. Di depannya tergelar kotak-kotak bekas minuman yang akan disulap jadi mainan. Ada juga pipet, penutup minuman, tusuk sate, gunting, cutter dan lembek tembak.
Sebelum dibimbing membuat mainan oleh perupa Zaenal Beta, anak-anak diajarkan lagu “10 Hak Anak” oleh Rusdin Tompo dari Lembaga Investigasi Studi Advokasi Media dan Anak (LISAN) Makassar.
“Beginilah cara memperkenalkan hak-hak anak sembari mereka berkreasi membuat prakarya,” kata Rusdin Tompo, kepada wartawan di Makassar, seusai mendampingi perupa Zaenal Beta dan para murid SDN Kompleks Sambung Jawa dalam praktek prakarya.
Saat praktek prakarya, Zaenal Beta mengambil kotak minuman dan mulai memberi petunjuk cara membuat mobil-mobilan. Mula-mula salah satu sisi kotak diberi tanda untuk dipotong hingga membentuk kaca mobil. Ia lalu meminta anak-anak mengikuti apa yang dilakukannya.
“Begini Om Zaenal?” tanya seorang anak.
“Iye’, potong yang lurus na! Supaya rapi,” kata pelukis tanah liat itu memberi petunjuk.
Kemudian tutup botol dilubangi tepat di bagian tengah. Tutup botol ini dibuat sebagai ban atau roda mobil. Masing-masing tutup botol dihubungkan dengan tusuk sate yang dimasukkan ke dalam pipet.
Begitu mencoba, tidak semua anak lancar melakukannya. Ada yang tusuk satenya patah, ada yang kesulitan melubangi dos minuman. Namun mereka tak putus asa. Terus saja mencoba, meski irisannya tak rata. Beberapa anak berhasil membuat mobil-mobilan sederhana ini.
Kepala SDN Kompleks Sambung Jawa, Fahmawati SPd, mengatakan, kegiatan membuat kerajinan tangan dari benda daur ulang ini untuk memotivasi murid-murid agar kreatif, tekun, dan bertanggung-jawab terhadap lingkungan.
“Sebagai sekolah adiwiyata, kami berupaya menanamkan semangat menjaga lingkungan hidup dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. Anak-anak tidak hanya didoktrin agar menjaga lingkungan, tapi juga mempraktikkan cara yang kreatif mengelola sampah yang bisa berdampak pada lingkungan,” papar Fatmawati.
Seusai praktek, para murid pun pamit pulang dengan wajah ceria, karena mereka langsung membawa pulang mainan mobil-mobilan karya mereka sendri. (din)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama