Guru akan Bangga Jika Mampu Optimalkan Potensi Siswa


SEMINAR PENDIDIKAN. Kepala Sekolah MAN 2 Makassar, Kaharudddin (paling kiri) berbincang-bincang dengan Ketua IPIM Sulsel Andi Baso Tancung (paling kanan) dan Muhammad Amir Jaya, di Ruang Kerja Kepala Sekolah MAN 2 Makassar, Jumat, 06 April 2018. (Foto: Andi Rosnawatih)



---------
Ahad, 08 April 2018


Guru akan Bangga Jika Mampu Optimalkan Potensi Siswa



-         IPIM Sulsel Gelar Seminar Pendidikan
-         Undang Praktisi sebagai Pembicara
-         Terbuka Bagi Guru, Dosen, dan Mahasiswa


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Siswa di sekolah masing-masing memiliki minat dan bakat. Tugas gurulah mengarahkan siswa sesuai minat dan bakatnya, serta mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa.
“Guru diharapkan mampu memetakan minat, bakat, dan potensi siswa yang tentu saja berbeda satu sama lain, sehingga tidak boleh disama-ratakan. Di Finlandia, guru akan bangga kalau berhasil mengoptimalkan potensi siswanya,” kata Kepala Sekolah Madrasah Aliah Negeri (MAN) 2 Makassar, Kaharudddin SAg MPd.
Hal itu dikemukakan Kaharuddin saat menerima kunjungan pengurus Ikatan Penulis Indonesia Makassar (IPIM) Sulsel, di ruang kerjanya, Jumat, 06 April 2018.
Kaharuddin pada kesempatan itu didampingi Wakasek Bidang Humas Drs Dedi Rimantho MSi, sedangkan pengurus IPIM yang berkunjung yaitu Andi Baso Tancung (ketua), Andi Rosnawatih, Muhammad Amir Jaya, dan Asnawin Aminuddin, serta Ketua Panitia Seminar yang juga tenaga kependidikan (pustakawan) MAN 2 Makassar, Andi Nurlaila SP SPd.
“Sebenarnya tidak ada siswa yang bodoh. Kemampuan mereka saja yang berbeda-beda satu sama lain. Tugas gurulah mengoptimalkan potensi, bakat, dan kemampan siswa,” kata Kaharuddin.
Tentang ujian nasional (UN) yang diwajibkan bagi seluruh siswa SD dan sederajat, SMP dan sederajat, serta SMA dan sederajat, yang soal-soalnya sama secara nasional dan pelaksanaannya juga sudah mulai menerapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Kaharuddin mengatakan, ujian nasional kini memang tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa, tetapi lebih dikhususkan kepada upaya pemetaan kemampuan siswa pada setiap sekolah di setiap daerah se-Indonesia.
“Kelulusan itu diserahkan kepada sekolah, bahkan sekarang tidak ada lagi istilah tidak lulus. Semua siswa yang ikut ujian nasional pasti lulus, tetapi nilai mereka akan menentukan untuk kelanjutan pendidikan mereka,” ungkap Kaharuddin.
Dia setuju dengan pendapat dan saran pengurus IPIM Sulsel bahwa guru harus berupaya membuat siswa lebih dekat dengan dunia membaca dan menulis.
Siswa, katanya, harus dibiasakan membaca dan menulis untuk menggali potensi diri masing-masing, antara lain dengan membiasakan siswa berkunjung dan membaca di perpustakaan, serta menerbitkan majalah sekolah sebagai wadah penyaluran minat dan bakat dalam bidang penulisan.

Seminar Pendidikan

Ketua IPIM Sulsel Andi Baso Tancung mengatakan kenjungannya bersama beberapa pengurus IPIM Sulsel ke MAN 2 Makassar adalah untuk meminta kesediaan Kaharuddin menjadi salah seorang pembicara pada seminar pendidikan dalam rangka menyambut Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018, di Hotel Romedo, Jl Landak Baru, Makassar, Kamis, 03 Mei 2018.
Tema yang diusung dalam seminar sehari tersebut, katanya, ialah “Revolusi Pendidikan: Sulsel sebagai Daerah Pendidikan Berotonom, Mungkinkah?”, sedangkan peserta seminar terbuka bagi guru, dosen, dan mahasiswa.
“Kami mengundang dan meminta kesediaan Pak Kaharuddin sebagai salah seorang pembicara pada acara seminar pendidikan yang diselenggarakan IPIM Sulsel, dan alhamdulillah beliau bersedia,” kata Andi Baso.
Menyinggung alas an mengundang Kepala Sekolah MAN 2 Makassar sebagai pembicara, Andi Baso mengatakan, selain berpengalaman sebagai guru dan kepala sekolah, Kaharuddin juga memiliki pengalaman tambahan berkunjung ke Finlandia yang merupakan salah satu negara yang sukses dalam mengelola dan mengembangkan dunia pendidikannya.
“Kita berharap Pak Kaharuddin mau berbagi tentang pengalamannya sebagai kepala sekolah dan sebagai orang yang pernah berkunjung ke Finlandia untuk studi banding bidang pendidikan,” papar Andi Baso. (win)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama