Senator DPD RI Usulkan Mahasiswa Jadi Pembicara


SENATOR DPD RI asal Sulawesi Selatan, AM Iqbal Parewangi (tengah) tampil bersama Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Prof Arifuddin Ahmad (paling kanan) sebagai pembicara pada acara Seminar Nasional bertema “Optimalisasi Peran Saintis dan Teknokrat untuk Kebangkitan Umat”, di Auditorium Kampus II UIN Alauddin, Samata, Gowa, Kamis, 19 April 2018. (Foto: Asnawin Aminuddin/PEDOMAN KARYA)




-------
Kamis, 19 April 2018


Senator DPD RI Usulkan Mahasiswa Jadi Pembicara


GOWA, (PEDOMAN KARYA). Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) asal Sulawesi Selatan, AM Iqbal Parewangi, mengusulkan agar mahasiswa diberi kesempatan menjadi pembicara pada kegiatan seminar, lokakarya, dan forum diskusi lainnya.
“Izinkan saya mengusulkan, agar setiap ada seminar atau semacamnya, ada mahasiswa yang ditampilkan mahasiswa sebagai pembicara. Kalau hari ini misalnya mereka diberi kesempatan, maka tentu mahasiswa UIN Alauddin Makassar akan duduk berdampingan dengan senator DPD RI sebagai pembicara,” kata Iqbal Parewangi.
Usul dan pernyataan tersebut ia ungkapkan saat tampil sebagai pembicara bersama Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Prof Arifuddin Ahmad, pada acara Seminar Nasional bertema “Optimalisasi Peran Saintis dan Teknokrat untuk Kebangkitan Umat”, di Auditorium Kampus II UIN Alauddin, Samata, Gowa, Kamis, 19 April 2018.
Seminar yang diadakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin dan dibuka oleh Wakil Rektor III Prof Siti Aisyah, dihadiri sekitar 300 mahasiswa lintas fakultas UIN Alauddin Makassar.
Iqbal Parewangi mengatakan, dengan memberi kesempatan untuk tampil sebagai pembicara pada berbagai forum diskusi, seminar, lokakarya, dan sebagainya, maka secara langsung maupun tidak langsung, kita telah menyiapkan mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan yang penuh percaya diri.
“Bahwa mereka masih banyak kekurangan saat tampil sebagai pembicara, saya kira itu wajar-wajar saja. Anda boleh saja salah, tapi yang penting Anda jangan berbohong,” kata Iqbal.
Kita semua, katanya, harus selalu bersemangat (move on) dan terus bergerak. Kita tidak boleh berhenti bergerak, karena berhenti bergerak berarti mati.
“Kita harus selalu move on. Jangan pernah berhenti, karena berhenti berarti mati. Gerak adalah sendi semesta, gerak adalah sunnatullah. Berhenti bergerak itu mengingkari sunnatullah, berarti hancur, punah. Teruslah bergerak sampai jelas dimana letak titik pusat tawaf Anda,” tandas Iqbal. (win)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama