Siswa dari Pulau Tanakeke Terpaksa Nginap di Pattallassang


NGINAP DI KOTA. Kepala Sekolah SMA 10 Takalar, Muhammad Abbas mengatakan, lokasi sekolahnya berada di Pulau Tanakeke dan butuh waktu sekitar satu jam perjalanan laut dengan naik perahu untuk bisa sampai ke pantai Takalar Lama di Kecamatan Pattallassang, ibukota Kabupaten Takalar. (Foto: Asnawin Aminuddin/PEDOMAN KARYA)



----
Sabtu, 14 April 2018


Siswa dari Pulau Tanakeke Terpaksa Nginap di Pattallassang


TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Lokasi sekolah SMA Negeri 10 Takalar berada jauh dari ibukota kabupaten. Sekolah yang kini dipimpin Muhammad Abbas itu berada di Pulau Tanakeke, salah satu pulau yang ada di wilayah Kabupaten Takalar.
“Butuh waktu antara 45 menit sampai satu jam naik perahu untuk bisa sampai dari pulau ke pantai Takalar Lama, itu pun kalau cuaca sedang bagus, tapi kalau cuacanya kurang bagus, bisa sampai dua jam perjalanan,” ungkap Muhammad Abbas, kepada “Pedoman Karya.”
Ditemui saat berlangsungnya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA Negeri 2 Takalar, Selasa, 10 April 2018, dia mengatakan, sekolahnya belum memiliki sarana dan prasarana untuk melaksanakan UNBK.
Karena itulah, sebanyak 74 siswanya (semuanya jurusan IPS) mengikuti UNBK di SMA 3 Takalar, yang terletak di Kecamatan Pattallassang, ibukota Kabupaten Takalar.
“Siswa kami terpaksa menginap di Pattallassang selama berlangsung UNBK, karena tentu repot sekali kalau harus bolak-balik setiap hari dari Pulau Tanakeke ke Pattallassang, tapi kebetulan banyak juga di antara mereka yang berasal dari daratan dan orangtua mereka memang menetap di kota (ibukota Kabupaten Takalar, red),” ungkap Abbas.
Siswa SMA Negeri 10 Takalar di Pulau Tanakeke tercatat sebanyak 203 orang, termasuk 74 orang yang mengikuti ujian akhir pada tahun ajaran 2017/2018. Selain SMA 10, di Pulau Tanakeke juga terdapat satu SMA negeri yaitu SMA Negeri 12 Takalar.
Muhammad Abbas diamanahi tugas sebagai Kepala Sekolah SMA 10 Takalar sejak Desember 2017. Sebelumnya ia menjabat Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Takalar (dulu SMA Negeri 1 Mangara’bombang).
Dia mengatakan, sekolah yang ada di pulau tentu banyak keterbatasan. Untuk pelaksanaan UNBK, selain dibutuhkan peralatan komputer dan laptop, juga butuh jaringan internet dan peralatan pendukung lainnya seperti server.
“Jadi untuk pelaksanaan UNBK, kami terpaksa mengikut di sekolah yang lengkap peralatan dan sarana-prasarananya,” ungkap Abbas.
Pria kelahiran 1968 itu pernah bertugas sebagai guru Bahasa Indonesia (alumni IKIP Ujungpandang, sekarang Universitas Negeri Makassar/UNM) di Kabupaten Sinjai, tepatnya sejak 1994 hingga 2003, sebelum dipindahkan ke SMA Negeri 1 Mangara’bombang yang sekarang berganti nama menjadi SMA Negeri 7 Takalar.
“Saya terangkat jadi Kepala Sekolah di SMA 7 Takalar tahun 2013, kemudian dipindahkan ke SMA 10 di Tanakeke pada Desember 2017,” papar suami dari Mantasiah dan ayah dari tiga anak ini. (hasdar sikki/win)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama