Kebutuhan Masyarakat Bantaeng Tidak Terakomodir di APBD


TEMU KONSTITUEN. Anggota DPRD Sulsel, Muhammad Anas Hasan SH, mengadakan kegiatan Temu Konstituen pada tiga lokasi di Kabupaten Bantaeng, yakni di Palanjong, Desa Tombolo Kecamatan Gantarangkeke (Jumat, 11 Mei 2018), di Letta Kelurahan Letta, Kecamatan Bantaeng (Sabtu, 12 Mei 2018), dan di Banyorang, Kelurahan Banyorang Kecamatan Tompobulu (Ahad, 13 Mei 2018). (ist)

 

-------
Senin, 14 Mei 2018


Kebutuhan Masyarakat Bantaeng Tidak Terakomodir di APBD


BANTAENG, (PEDOMAN KARYA). Setidaknya ada lima kebutuhan yang dianggap mendesak oleh masyarakat, namun tidak terakomodir pada penganggaran APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanda Daerah) Kabupaten Bantaeng.
Ke-5 kebutuhan tersebut yaitu pengadaan bibit padi, palawija dan tanaman keras; pemberdayaan perempuan melalui keterampilan untuk penguatan ekonomi rumah tangga; pemberian keterampilan bagi pemuda untuk mengurangi angka pengangguran; pengadaan sumur bor dan sumur dalam untuk keperluan rumah tangga dan persawahan; serta pembuatan jalan tani untuk memudahkan akses petani.
Hal itu mengemuka dalam temu konstituen Anggota DPRD Sulsel, Muhammad Anas Hasan SH, pada tiga lokasi di Kabupaten Bantaeng, yakni di Palanjong, Desa Tombolo Kecamatan Gantarangkeke (Jumat, 11 Mei 2018), di Letta Kelurahan Letta, Kecamatan Bantaeng (Sabtu, 12 Mei 2018), dan di Banyorang, Kelurahan Banyorang Kecamatan Tompobulu (Ahad, 13 Mei 2018).
Dalam dialog yang berlangsung dalam suasana akrab tersebut, Anas Hasan mendengarkan keluhan masyarakat bahwa usulan program yang dibahas pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) tingkat desa/kelurahan dan tingkat kecamatan, maupun tingkat kabupaten, umumnya mentah dan akhirnya tidak terakomodir dalam APBD.

Madrasah Tertua

Masalah bantuan kepada madrasah atau sekolah agama juga mengemuka dalam temu konstituen tersebut. HM Subair, salah seorang tokoh agama Kelurahan Banyorang yang juga pimpinan perguruan Ma'arif Banyorang, mengemukakan terbatasnya sarana penunjang kelancaran proses belajar mengajar, terutama ketika siswa menghadapi ujian akhir.
Subair mengatakan, madrasah yang dipimpinnya adalah madrasah tertua di Banyorang. Ironisnya, kata dia, ketika ujian nasional berlangsung, siswanya erpaksa “menumpang” di madrasah negeri (MAN Dampang Gantarangkeke). Karena itulah dirinya berharap adanya bantuan server dan peralatan komputer demi kelancaran Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ajaran 2018/2019 mendatang.
Mendengar aspirasi masyarakat, Anas Hasan yang merupakan legislator Partai Gerindra mengatakan, untuk pemberian bantuan pendidikan, pemerintah telah mengeluarkan peraturan.
Bantuan untuk perguruan tinggi ditangani oleh pemerintah pusat, sekolah lanjutan atas (SMA, SMK dan sederajat) diurusi oleh pemerintah provinsi, sedangkan SD, SMP dan sederajat oleh pemerintah kabupaten.

Disambut Hangat

Kedatangan Anas Hasan selaku Anggota DPRD Sulsel yang memang berasal dari Kabupaten Bantaeng, untuk melakukan kegiatan temu konstituen, disambut hangat oleh masyarakat setempat.
Muhammad Basri, asisten pribadi Anas Hasan, mengatakan, pihaknya mengedarkan 200 undangan untuk setiap pertemuan atau tital 600 undangan untuk tiga kali pertemuan, tetapi warga yang hadir selalu melebihi undangan yang diedarkan pada setiap pertemuan tersebut.
“Undangan dibatasi untuk 200 orang, tapi yang hadir di setiap pertemuan, jumlahnya antara 230 sampai 270 orang,” sebut Basri. (wa/win)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama