Kronologi Batalnya TBL Berpasangan dengan NA


BATAL BERPASANGAN. Beberapa hari menjelang pemungutan suara Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan, beredar rekaman suara yang disebut milik Tanribali Lamo (TBL). Calon wakil gubernur pasangan Agus Arifin Nu’mang (AAN) itu blak-blakan soal batalnya rencana berpasangan dengan Nurdin Abdullah (NA).




----
Rabu, 20 Juni 2018

Kronologi Batalnya TBL Berpasangan dengan NA


‌MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Beberapa hari menjelang pemungutan suara Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan, beredar rekaman suara yang disebut milik Tanribali Lamo (TBL). Calon wakil gubernur pasangan Agus Arifin Nu’mang (AAN) itu blak-blakan soal batalnya rencana berpasangan dengan Nurdin Abdullah (NA).
‌Sebelum berpasangan dengan AAN, TBL memang terang-terangan bersosialisasi menuju Pilgub Sulsel, berpaket dengan NA. Namun belakangan NA yang diusung PAN, PKS, dan PDIP, tiba-tiba memilih Andi Sudirman Sulaiman sebagai wakil, yang tak lain adik Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
‌Dalam rekaman suara berdurasi lima menit lebih, TBL mengungkapkan kronologi rencananya berpasangan dengan NA. Dia mengaku siap menjadi wakil, sedangkan NA bersedia menanggung seluruh dana operasional. Namun seiring waktu, rencana itu kandas di tengah jalan tanpa penjelasan, karena NA tak kunjung memberikan dana operasional.
‌TBL mengaku kaget ketika pada suatu waktu, dirinya dikirimi foto SK rekomendasi dua partai politik, yakni PAN dan PKS, yang berisi paket usungan di Pilgub Sulsel atas nama Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman.
‌“Dia (orang yang mengirim foto SK rekomendasi lewat WA) tanya, kakanda, benarkah ini atau hoax? Saya tanya ke NA, tidak dijawab. (Ditanya) sesuai akad nikah, tidak dijawab,” demikian bunyi rekaman yang diyakini suara TBL. 
‌Usai ‘diceraikan’ secara mendadak dan sepihak oleh NA, TBL mengaku bertemu dengan Amran Sulaiman. Dia menanyakan soal kebenaran SK rekomendasi yang memuat nama NA-ASS.
‌“Saya tanya, pak menteri, keluar mi rekomendasinya PAN & PKS? Dijawab belum pi,” kata TBL dalam rekaman.
‌Selanjutnya, masih dalam rekaman yang beredar, TBL mengaku mendapat tawaran dari Amran. Amran mengatakan TBL masih bisa berpasangan dengan NA, dengan syarat menyetor uang Rp45 miliar.
‌“Saya dikasi Rp45 miliar, demi Allah. Apa saya jawab? Maaf pak menteri, saya tidak punya Cina. Saya tidak punya pengusaha tambang, dan saya tidak mau pinjam.” tandas TBL.
‌Mantan PLT Gubernur Sulsel itu mengatakan, "Saya tidak punya pengusaha, dan tidak mau diatur lima tahun kepemimpinan saya ke depan. Itu (saya katakan) di sampingnya istriku.”
‌TBL mengaku menghormati Amran Sulaiman sebagai menteri, tetapi saat yang bersangkutan bicara soal uang, TBL mengatakan saat itu juga rasa hormatnya hilang.
‌“Begitu dia omong uang, tidak ada sedikit pun ujung kukuku hormati dia. Saya bilang, calo ini orang. Saya bilang, bagaimana harus mengembalikan Rp20 miliar per tahun. Tidak masuk akal, tidak mudah.” ungkap TBL.
‌TBL Ingatkan NA
‌TBL yang berlatar purnawirawan TNI dan mantan Dirjen di Kementerian Dalam Negeri, mengaku sudah mengingatkan NA soal bahaya kendali cukong. Itu karena besarnya nilai mahar yang harus disetorkan ke partai.
‌“Waktu itu kita (saya dan NA) di Marriot. Saya bilang, pak, hati-hati ki. Ini orang memberikan bukan madu, tapi racun. Kita (NA) dibeli untuk maju, dan saya dibeli untuk mundur,” kata TBL dalam rekaman tersebut.
‌Anak kandung mantan Gubernur Sulsel, Achmad Lamo kepada NA mengatakan, "Bagaimana pemeirntahan ke depan, apa bapak mau diatur?”
‌TBL selama ini dikenal sebagai sosok yang tegas dan teguh pendirian. Itu juga diungkapkannya dalam rekaman yang beredar.
‌“Di mana pun saya ngomong. Saya bilang kami (TBL dan NA) tidak punya perjanjian tertulis. Tapi kami berjanji sebagai sebagai laki-laki Bugis-Makassar. Mulut kita pegang," tegas TBL.
‌Kalau laki-laki tidak bisa dipegang mulutnya, kata TBL, sebaiknya pakai rok saja. 

"Di mana-mana saya ngomong, jangan jadi penghianat. Masih lebih baik jadi pemberontak daripada penghianat," tandas TBL.
‌Bertemu Amin Syam
‌Suatu waktu, NA disebut meminta mantan Gubernur Sulsel Amin Syam untuk mengajak TBL sebagai pendampingnya. NA dan TBL sepakat mulai jalan bersosialisasi.
‌“Waktu ketemu di rumahnya pak Amin Syam, dia mulai. Kita bilang oke pak. Kosong satu-kosong dua, kita lihat hasil survei,” kutipan dalam rekaman yang disebut TBL.
‌Usai pertemuan tersebut, masih dalam rekaman suara, TBL mulai bergerak dengan memanfaatkan jaringan Kesbangpol di pemerintahan. Dia mengaku mengandalkan pengalamannya sebagai mantan personel TNI selama 33 tahun, dan tujuh tahun sebagai Dirjen di Kementerian Dalam Negeri.
‌Seiring waktu, TBL menyatakan bersedia menjadi wakil untuk NA. Sebaliknya, NA menyatakan bersedia menanggung semua biaya operasional untuk sosialisasi paket di Pilgub.
‌“Saya pegang, dan itu dia ulang beberapa kali. Begitu kita jalan, satu sen pun tidak ada. Saya bilang, mana uangnya," kata TBL.
‌Karena kekurangan dana, TBL bahkan sampai menjual aset, yakni tanah di Cibubur, dan rumah di Jalan Haji Bau Makassar. 
‌“Saya jual Rp3 miliar lebih rendah di bawah harga tawaran. Kenapa? Agar bisa digunakan jadi posko," ungkap TBL.
‌Hingga kini belum jelas siapa pembuat dan pengirim awal rekaman. TBL pun belum mengeluarkan pernyataan menyangkut rekaman tersebut. (met/r)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama