Mengundurkan Diri di Puncak Prestasi


"Begitu berhasil menjuarai Liga Champions Eropa ketiga kalinya berturut-turut, artinya di saat puncak karirnya sebagai pelatih, ia langsung menyatakan mengundurkan diri," kata Daeng Nappa'. (int)





----
PEDOMAN KARYA
Ahad, 10 Juni 2018

Mengundurkan Diri di Puncak Prestasi


(Obrolan Daeng Tompo' dan Daeng Nappa')
...
"Luar biasa itu tawwa kalau ada pemimpin yang sukses dan sedang berada di puncak prestasi, lalu mengundurkan diri, padahal semua orang masih sangat mengharapkan kepemimpinanya," kata Daeng Nappa' kepada Daeng Tompo' saat duduk-duduk di masjid seusai shalat lohor.

"Adakah yang begitu?" tanya Daeng Tompo'.

"Ada. Contohnya Zinedine Zidane," tanya Daeng Tompo' pura-pura lupa.

"Zinedine Zidane itu mantan pemain sepakbola terbaik dunia asal Perancis," jelas Daeng Nappa'.

"Terus," tukas Daeng Tompo'.

"Terus dia diangkat menjadi pelatih tim sepakbola Spanyol, Real Madrid, dan tiga tahun berturut-turut dia berhasil mengantarkan Real Madrid menjuarai Liga Champions Eropa," tutur Daeng Nappa'.

"Terus," tukas Daeng Tompo' lagi.

"Begitu berhasil menjuarai Liga Champions Eropa ketiga kalinya berturut-turut, artinya di saat puncak karirnya sebagai pelatih, ia langsung menyatakan mengundurkan diri," kata Daeng Nappa'.

"Hebatna tawwa," kata Daeng Tompo'.

"Beda dengan di negarata. Justru ada pemimpin yang dinilai gagal dan diminta mundur, eh malah minta dipilih kembali," kata Daeng Nappa'.

"Adakah yang begitu?" tanya Daeng Tompo'.

"Ada," kata Daeng Nappa' dengan wajah serius.

#SelamatSore
#Ahad10Juni2018
#AsnawinAminuddin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama