Makna di Balik Lomba Makan Kerupuk dan Lari Kelereng


LOMBA MAKAN KERUPUK. Beberapa bocah perempuan tampak serius saat berupaya menghabiskan kerupuk pada lomba makan kerupuk dalam rangka HUT ke-73 Proklamasi Kemerdekaan RI, di Kompleks Perumahan Berlian Indah Pallangga, Desa Jenetallasa, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Jumat, 17 Agustus 2018. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)







-----
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 18 Agustus 2018

Makna di Balik Lomba Makan Kerupuk dan Lari Kelereng



Oleh: Asnawin Aminuddin
(Wartawan Majalah PEDOMAN KARYA)

Puluhan bocah laki-laki dan perempuan berkumpul dalam suasana ceria di Kompleks Perumahan Berlian Indah Pallangga, Desa Jenetallasa, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa.

Mereka bersiap-siap mengikuti lomba makan kerupuk dan lomba lari kelereng dalam rangka HUT ke-73 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Suasananya benar-benar ceria dan penuh canda tawa, apalagi puluhan emak-emak alias ibu-ibu dan bapak-bapak juga turut berbaur dengan para bocah tersebut.

Mereka tentu saja ingin memberi semangat sambil menikmati suasana lomba. Sebagian dari mereka mungkin juga ingin bernostalgia mengenang masa-masa bocah, saat mereka juga ikut lomba 17-an.

Sebelum lomba, panitia dan tim juri terlebih dahulu memberi penjelasan mengenai aturan lomba. Setelah itu anak-anak yang ingin ikut lomba didaftar satu per satu.

Setelah semua siap, lomba pun dimulai dan keriuhan pun begitu terasa. Anak-anak yang ikut lomba makan kerupuk terlihat sangat serius ingin memakan dan menghabisi kerupuk yang digantung dengan tali rapiah. Sementara emak-emak dan bapak, serta para remaja yang jadi penonton terus-menerus memberi semangat sambil tertawa dan bertepuk-tangan.

Suasana dan keriuhan yang sama juga terlihat pada lomba lari kelereng yang digelar bersamaan berdekatan dengan tempat lomba makan kerupuk.

Anak-anak yang ikut lomba lari kelereng tampak berupaya tenang berjalan sambil membawa kelereng di atas sendok yang digigit. Tentu saja tidak mudah, karena kelerengnya tidak boleh jatuh, padahal kelereng itu bergoyang-goyang di atas sendok yang digigit.

Tepuk-tangan dan teriakan semangat pun terus terdengar, termasuk ketika ada bocah yang terjatuh kelerengnya. Bocah yang terjatuh kelerengnya tetap diberi support, sementara yang berhasil masuk garis finishing diberi ucapan selamat.

Selain lomba makan kerupuk dan lomba lari kelereng, juga ada lomba memasukkan paku ke dalam botol, lomba estafet memindahkan karet gelang, lomba adzan, lomba tadarrus Al-qur'an, dan beberapa jenis lomba lainnya untuk kelompok anak-anak.

Anak-anak yang ikut lomba 17-an itu, saat ini mungkin hanya merasakan dan menikmati suasana gembira. Mereka juga hanya tahu bahwa lomba itu diadakan dalam rangka memperingati HUT ke-73 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Saat ini, mereka belum tahu apa makna di balik perayaan tersebut. Mereka mungkin belum tahu bahwa kemerdekaan negara kita Republik Indonesia diperoleh setelah melalui perjuangan yang sangat berat.

Mereka mungkin belum tahu bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu juga sangat berat.

Semoga perjuangan saat berupaya memenangi lomba makan kerupuk dan perjuangan saat berupaya memenangi lomba lari kelereng, menjadi pelajaran bagi mereka bahwa untuk mencapai sesuatu butuh perjuangan, apalagi untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan negara.

Selamat ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan negeri tercinta Republik Indonesia. Selamat

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama