Sebuah Gerakan Baru di Momen HUT ke-59 Takalar


SEMINAR LINGKUNGAN HIDUP. Seratusan perwakilan pejabat dan ASN, serta perwakilan berbagai instansi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan wartawan (media massa), mengikuti Seminar Sehari tentang Lingkungan Hidup, di Ruang Pola Kantor Bupati Takalar, Kamis, 07 Februari 2019. (Foto: Hasdar Sikki / PEDOMAN KARYA)





-------

Sabtu, 09 Februari 2019


Sebuah Gerakan Baru di Momen HUT ke-59 Takalar


- Gelar Seminar Lingkungan Hidup tentang Abrasi
- Undang 1.000 Rumah Tangga Miskin
- Canangkan Penanaman Sejuta Pohon


--------------
Ketua Panitia HUT ke-59 Kabupaten Takalar, Hasbi S
-------


TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Bupati Takalar Syamsari Kitta melakukan sebuah gerakan baru di momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 Kabupaten Takalar yang jatuh pada 10 Februari 2019.

Gerakan baru dimaksud yaitu peringatan HUT Takalar tidak lagi hanya dirayakan melalui seremoni upacara, tetapi juga dengan berbagai kegiatan lain yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

Kegiatan-kegiatan bermanfaat yang dilaksanakan antara lain seminar dengan tema “Abrasi Mengancam Kehidupan Makhluk Hidup”, nikah massal gratis, penanaman pohon khususnya di wilayah yang terkena abrasi, serta mengundang 1000 rumah tangga miskin untuk diberikan bantuan.

“Peringatan hari jadi kali ini, harus ada nilai, harus ada tambahan pencerahan, ada ilmu pada setiap momen,” kata Syamsari, saat memberikan kata sambutan pada Seminar Sehari tentang Lingkungan Hidup, di Ruang Pola Kantor Bupati Takalar, Kamis, 07 Februari 2019.

Seminar dengan “Abrasi Mengancam Kehidupan Makhluk Hidup”, katanya, tentu ada kaitannya dengan Gerakan Pencanangan Penanaman Setuja Pohon yang ramah lingkungan sampai ke desa-desa, ramah lingkungan yang berbasis pada desa untuk menghijaukan desa.

“Sekarang ini di Laikang sudah masif dilakukan penanaman pohon. Baru-baru ini, kami ke Laikang, di sana sudah gencar masyarakat menanam pohon kelor. Saya bilang, tanaman kelor banyak manfaatnya, bisa peningkatan pendapatan masyarakat, kelor juga bisa menjadi obat memperlancar pencernaan dan pada ibu menyusui,” tutur Syamsari.

Di Pulau Jawa, lanjutnya, sayuran kelor sudah menjadi minuman seperti teh, yang dikonsumsi masyarakat setiap hari.

“Oleh karena itu, mari kita melakukan gerakan baru, mengubah pola pikir peringatan hari jadi Takalar kali ini dari kebiasaan seremonial menjadi kegiatan produktif,” kata Syamsari.

Isu-isu Menarik

Hal yang sama dikemukakan Ketua Panitia HUT ke-59 Kabupaten Takalar, Hasbi S SPt, dalam laporannya pada acara pembukaan seminar.

“Pada peringatan hari jadi tahun ini, kami selaku panitia mencoba mengubah cara memperingati Hari Jadi Takalar menjadi gerakan baru, antara lain mengundang 1000 rumah tangga miskin untuk diberikan bantuan tunai pada 11 Februari di Lapangan Makkatang Dg Sibali, pencanangan penanaman sejuta pohon, dan kami juga mencoba mengidentifikasi isu-isu menarik untuk didiskusikan, termasuk melaksanakan seminar tentang lingkungan hidup dengan tema abrasi mengancam makhluk hidup,” papar Hasbi.

Seminar tersebut dihadiri seratusan peserta terdiri atas unsur pejabat dan ASN (aparatur sipil negara), serta perwakilan berbagai instansi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan wartawan (media massa). (Hasdar Sikki)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama