Murid SD Belajar Menulis Kaligrafi Al-qur’an dengan Metode Follow The Line


KALIGRAFI AL-QUR'AN. Murid SD Negeri Borong belajar menulis kaligrafi Al-qur’an Tulis, di sekolahnya, Kamis, 16 Mei 2019. (Foto: Rusdin Tompo)






----
Sabtu, 18 Mei 2019

Murid SD Belajar Menulis Kaligrafi Al-qur’an dengan Metode Follow The Line


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). "Wuiih, tercoret ka’," seru Febriani begitu tangannya tersentuh temannya, Rania.

Febriani dan Rania merupakan bagian dari beberapa murid SD Negeri Borong yang tengah belajar menulis kaligrafi. Kaligrafi yang ditulis itu bukan sembarang, tapi kaligrafi Al-qur’an Tulis, juz 1-10, dengan metode follow the line. Alquran Tulis ini merupakan koleksi Perpustakaan SD Negeri Borong.

Kegiatan minat bakat yang biasa diisi dengan aktivitas menggambar, menulis puisi dan bernyanyi, kali ini, Kamis, 16 Mei 2019, agak berbeda. Fasilitator ekskul minat bakat, Rusdin Tompo, menjelaskan bahwa apa yang dilakukan anak-anak dampingannya disesuaikan dengan spirit dan suasana Ramadhan.

Kepala SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, MPd mengaku senang dengan kegiatan amaliah Ramadhan murid-muridnya. Apalagi dilakukan setelah mereka pulang sekolah.

Al-qur’an Tulis itu memang sudah didesain khusus. Jadi siapa saja bisa mengikuti rangkaian huruf yang dibuat dengan tulisan agak samar. Metode Follow The Line bisa memotivasi siapa saja untuk mau belajar menulis Al-qur-an.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa metode ini membantu mentalitas positif yang berefek ke otak dalam membangun karakter yang ditanamkan Allah SWT secara intrinsik ke dalam diri manusia.

Lewat metode ini, sebagaimana sumber yang dikutip, kata Rusdin Tompo, seseorang sedang membentuk pola imajiner di dalam pikirannya secara lebih mudah dan sederhana, cepat dan sistematis untuk mencapai kemampuan seperti orang yang mahir menulis.

Singkatnya, metode ini membantu anak-anak mengaktifkan proses visual, motorik, dan kognitif sekaligus.

"Metode ini bisa membantu anak-anak belajar fokus, ketelitian dan kesabaran sekaligus," kata Rusdin sembari memperhatikan anak-anak.

Setelah beberapa jenak menulis, tetiba ada yang mengacungkan jari.

"Saya sudah lima baris, Pak," kata Andi Tiwi.
"Saya sudah tujuh baris, Pak," teriak Elmira seperti tak mau kalah.

Sambil menulis, anak-anak diajak ngobrol oleh Rusdin Tompo, yang dikenal sebagai pemerhati anak. Anak-anak berbagi cerita tentang kebiasaannya selama Ramadhan. Ada yang berbagi cerita tentang makanan buka puasanya, juga isi ceramah dari mubalig saat shalat tarwih.

Juni Astira Handayani, misalnya, mengaku kalau di rumah menjelang buka, biasanya dia membantu ibunya memotong-motong jeli untuk dibikin es buah. Begitupun dengan Andi Tiwi. Murid kelas 3 ini juga membantu ibunya membuat es buah susu sirup.

Lain lagi dengan Febriani, yang mengaku lebih sering tidur, biar tidak terasa puasanya. Namun mereka punya kesamaan, yakni kebanyakan mengaji selepas pulang sekolah.

"Banyak amal ta kalau kita baca Alquran," kata Juni.

Ketika ditanya apakah sulit mengikuti huruf-huruf Arab dalam Alquran Tulis, Andi Aura Nurqirana, menjawab, “tidak ji.”

Siti Rahma juga menjawab tidak punya kesulitan saat menulis karena pada saat Mata Pelajaran Agama Islam maupun di tempat pengajiannya, dia sudah sering menulis kaligrafi Al-qur’an.

Rosmiaty SPdI, guru agama SDN Borong mengiyakan jika murid-muridnya kerap diajarkan menulis kaligrafi Islam. Bahkan dulu ia sering mengikutsertakan anak-anak pada beberapa lomba yang diadakan.

Anak-anak memang terlihat tidak ragu-ragu menarik garis mengikuti huruf-huruf Al-qur’an. Bahkan ada juga yang memperjelas tebal tipisnya huruf, sehingga lebih indah.

Mereka asyik menulis sambil mendengar lagu-lagu yang diputar dari YouTube, seperti lagu-lagunya Nissa Sabyan, Alan Walker, termasuk sound track film animasi My Litte Pony.

Mereka rupanya antusias menyelesaikan Al-qur-an Tulis tersebut, karena rata-rata meminta untuk dibolehkan membawa pulang Al-qur'an Tulisnya. Cuma diingatkan agar mereka mencatat peminjamannya pada buku register yang sudah disediakan pustakawan sekolah.

Cuma saran anak-anak, sebaiknya lembaran Al-qur'an Tulis tidak dibuat timbal balik. Karena hasil tulisan mereka tembus ke bagian belakang lantaran kertas yang digunakan relatif tipis.

Usai kegiatan membuat Al-qur-an Tulis, anak-anak melanjutkan kegiatannya dengan bernyanyi bersama. (din)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama