Gubernur Sulsel dan Sejumlah Tokoh Hadiri Penamatan Santri Nahdlatul Ulum Maros


MILAD NAHDLATUL ULUM. Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, bersama sejumlah pejabat dan tokoh menghadiri acara Milad ke-17 yang dirangkaikan dengan penamatan santri dan santriwati Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Soreang, Maros, Sabtu, 20 Juli 2019. (ist)





---

Ahad, 21 Juli 2019


Gubernur Sulsel dan Sejumlah Tokoh Hadiri Penamatan Santri Nahdlatul Ulum Maros


-          Juga Hadir Sekretaris Menko Polhukam dan Kakanwil Kemenag Sulsel
-          KH Sanusi Baco: Pesantren nahdlatul Ulum Didirikan Tahun 2002


MAROS, (PEDOMAN KARYA). Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, bersama sejumlah pejabat dan tokoh menghadiri acara Milad ke-17 yang dirangkaikan dengan penamatan santri dan santriwati Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Soreang, Maros, Sabtu, 20 Juli 2019.

Pejabat dan tokoh yang hadir antara lain Sekretaris Menko Polhukam yang mantan Pangdam XIV/Hasanuddin, Letjen TNI Agus Surya Bhakti, bersama istrinya, Bella Saphira, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Anwar Abubakar, mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, Wakil Bupati Maros Harmil Mattotorang, Dandim 1422 Maros Letkol Inf Faried Judho, dan Kapolres Maros Yohanes Richard.

Kehadiran para pejabat dan tokoh tersebut disambut langsung pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel KH Sanusi Baco, bersama para pengasuh dan santri.

Dalam sambutannya pada milad dan penamatan santri Nahdlatul Ulum yang mengusung tema “Pesantren Merajut Moderasi Islam untuk Kemandirian dan Kemajuan Bangsa”, Nurdin Abdullah menyampaikan, bila anak-anak yang mengenyam pendidikan di pondok pesantren rata-rata terhindar dari pengaruh pergaulan bebas dan pengaruh negatif perkembangan dan kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi.

“Saya kira anak-anakku yang ada di pesantren memiliki filter,” kata Nurdin Abdullah di pondok pesantren yang beralamat di Jl Samudera, Kelurahan Soreang, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros.

Mantan Bupati Bantaeng dua periode ini berharap, selain anak-anak di pondok pesantren belajar Bahasa Arab, juga diharapkan belajar Bahasa Inggris untuk menjawab tantangan zaman.

“Saya kagum dengan anak-anak yang tampil tadi malam pada acara Pembukaan Forum Anak Nasional (di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, red), ada anak-anak yang bisa berbahasa Inggris dan berbahasa Arab,” ujar Nurdin.

Selain berbicara mengenai sumber daya manusia, sosok dengan sejuta karya ini berbicara mengenai keberlanjutan pembangunan di Pondok Pesantren Nahdatul Ulum ke depan.

“Saya tadi mendengar progres pengembangan pembangunan selama 17 tahun. Semoga terus berkembang dan semoga kurikulum kita terus mengikuti perkembangan,” kata Nurdin.

Menurut dia, fasilitas kelas, ruang asmara, ruangan pertemuan di pondok pesantren menjadi sesuatu penting, karena itulah Nurdin selaku Gubernur Sulsel menunggu apa usulan dari Pesantren Nahdatul Ulum untuk dianggarkan pada tahun 2020 mendatang.

Orang-orang Mulia

“Insya Allah tahun 2020 kita akan memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan. Tahun 2020, kita akan memasukkan dalam APBD Sulawesi Selatan,” kata Nurdin.

Sementara KH Sanusi Baco dalam sambutannya mengatakan, sejak didirikan 2002 silam, Ponpes Nahdlatul Ulum senantiasa melahirkan generasi beriman.

“Santri dan santriwati itu orang-orang yang mulia. Teruslah menuntut ilmu, dan tidak sombong terhadap siapa pun,” kata Sanusi Baco. (Wani)

------
Baca juga:



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama