Mantan Gubernur Sulsel Shalat Idul Adha di Kampus UNM


Mantan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (berdiri di depan paling kiri), bersama mantan Kadis Pemuda dan Olahraga Pemprov Sulsel, Syamsuddin Umar (berdiri di depan ketiga dari kiri), turut bersama Rektor UNM Prof Husain Syam (berdiri di depan kedua dari kiri), serta ribuan sivitas akademika UNM dan masyarakat umum, melaksanakan shalat Idul Adha 1440 H, di Pelataran Menara Pinisi Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Jl AP Pettarani, Makassar, Ahad, 11 Agustus 2019. (ist)




-----------
Ahad, 10 Agustus 2019


Mantan Gubernur Sulsel Shalat Idul Adha di Kampus UNM



MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Mantan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, bersama mantan Kadis Pemuda dan Olahraga Pemprov Sulsel, Syamsuddin Umar, turut bersama Rektor UNM Prof Husain Syam, serta ribuan sivitas akademika UNM dan masyarakat umum, melaksanakan shalat Idul Adha 1440 H, di Pelataran Menara Pinisi Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Jl AP Pettarani, Makassar, Ahad, 11 Agustus 2019.

Selain itu, juga hadir sejumlah mantan Rektor UNM, para Wakil Rektor, para dekan, serta keluarga besar UNM dan sejumlah tokoh.

Humas UNM, Dr Burhanuddin, kepada wartawan mengatakan, Syahrul Yasin Limpo dan Syamsuddin Umar, datang ke kampus UNM untuk melaksanakan shalat ied atas kehendak sendiri.

Pada lebaran Idul Adha tahun ini, katanya, panitia mengundang Ruslan Abdul Wahab (dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Makassar (UIM) sebagai khatib.

“Pada lebaran Idul Adha tahun ini ada 52 ekor sapi dan dua ekor kambing kurban yang dipotong,” kata Burhanuddin.

Rektor UNM Husain Syam yang dimintai tanggapannya mengenai pelaksanaan shalat Idul Adha tahun mengatakan, moment Hari Raya Idul Adha merupakan momen terbaik untuk mengenang dan meneladani jiwa, serta mewarisi semangat pengorbanan, ketaatan, dan kesabaran Nabi Ibrahim as.

“Sesungguhnya semangat berkorban ini menjadi sebuah ajaraan yang sangat mulia untuk diaktualisasi, karena aktualisasi semangat berkorban tersebut mampu mempertautkan dan mempertemukan dua kutub yang berbeda, yakni miskin dan kaya,” ujar Husain.

Guru besar bidang pertanian ini menambahkan, setiap tahunnya jumlah hewan yang di kurbankan oleh civitas akademika UNM semakin meningkat. Tentu saja hal ini sangat berdampak positif dan bisa semakin banyak di tahun yang akan datang.

“Alhamdulillah, patut kita syukuri semua dengan semakin banyaknya jumlah hewan kurban yang disembelih, dan tentu saja dengan ini pula akan banyak masyarakat yang tinggal di sekitar kampus yang mendapatkan berkahnya,” kata Husain.

Ruslan Abdul Wahab yang bertindak sebagai khatib dalam khotbahnya mengatakan, Islam tidak mengajarkan untuk menjadi orang yang diberi dan tidak mengajarkan untuk menjadi orang yang dimuliakan, serta tidak menjadi orang yang dihormati, tetapi Islam mengajarkan untuk menjadi orang yang memberi, memuliakan, dan menghormati.

“Sesungguhnya makna berkurban yang telah disyariatkan pada hari tasyriq ini adalah perintah untuk menyesuaikan suasana batiniyah yang senantiasa bertabarruk kepada Allah ta’ala,” ujar Ruslan yang merupakan pembina Ikatan Cendikiawan Alumni Timur Tengah.

Sifat memberi, kata Ruslan, merupakan salah satu sifat Tuhan dan bahkan ini yang pertamakali diajarkan Allah yakni Maha Pemurah dalam  memberi.

“Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertaqwa, dan membenarkan semua pahala yang terbaik, maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah,” kata Ruslan mengutip ayat suci Al-qur’an. (met)

------
Berita terkait:

UNM Potong Sapi Kurban 60 Ekor

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama