Pasar Tradisional Baru di Pallangga Gowa


PASAR BARU. Sebuah pasar tradisional baru kini dibuka di tanah kosong Jalan Poros Provinsi Pallangga, tak jauh dari Terminal Cappa Bungayya, Pallangga, Gowa, dan juga tak jauh dari Jembatan Kembar (Jambatan Kambara’) Sungguminasa, Gowa, pada pekan pertama September 2019. (Foto-foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)






--------

PEDOMAN KARYA
Selasa, 10 September 2019


Pasar Tradisional Baru di Pallangga Gowa


-          Pedagang Berjualan Mulai Tengah Malam Sampai Pagi


Ada pemandangan baru di tanah kosong Jalan Poros Provinsi Pallangga, tak jauh dari Terminal Cappa Bungayya, Pallangga, Gowa, dan juga tak jauh dari Jembatan Kembar (Jambatan Kambara’) Sungguminasa, Gowa, dalam pekan pertama September 2019.

Pemandangan baru itu ialah sebuah pasar tradisional baru di tanah kosong yang selama ini tertutup oleh pagar seng dan bertuliskan “Akan Dibangun Rumah Sakit Wisata Universitas Indonesia Timur.”


Tanah kosong yang berbatu-batu dan tidak rata itu, kini dijadikan pasar tradisional baru. Pasar tersebut benar-benar pasar tradisional karena belum ada fasilitas tempat jualan sebagaimana pasar pada umumnya, kecuali tenda-tenda bambu.

Para pedagang yang berjualan di tempat ini umumnya mereka yang selama ini berjualan di Kampung Cambayya Desa Jenetallasa, di Desa Panciro, serta di Kalukuang, yang masih berada di jalur jalan yang sama yakni Jalan Poros Pallangga.

Selama ini, para pedagang tersebut umumnya sudah berjualan mulai tengah malam sampai pagi. Sekitar jam sembilan atau jam sepuluh pagi, biasanya tidak ada lagi pedagang yang berjualan.


Mereka umumnya adalah pedagang sayur-sayur dan buah-buahan grosiran. Pembelinya juga umumnya para pedagang sayur eceran yang biasa disebut pagandeng. Para pagandeng ini selama puluhan lamanya kebanyakan naik sepeda, tapi sekarang umumnya sudah naik sepeda motor.

Tentu ada juga masyarakat umum yang datang ke pasar ini untuk berbelanja, tetapi jumlahnya tidak banyak, karena pasar ini memang tempat bertemunya para pedagang sayur dan buah-buahan grosiran dengan para pedagang eceran (pagandeng).

Di sekitar pasar, terutama di pinggir jalan raya, masih tampak berjaga-jaga puluhan petugas Satpol PP Pemerintah Kabupaten Gowa. Mereka berjaga-jaga karena para pedagang yang berjualan di pasar baru ini adalah mereka yang “dipaksa” pindah dari tempat lamanya berjualan yakni dari Cambayya dan Panciro.

Semoga Pemerintah Kabupaten Gowa dapat menjaga suasa agar tetap kondusif di pasar tradisional baru ini dan juga semoga para pedagang merasa nyaman sehingga mereka tetap bertahan untuk berjualan dan bertransaksi di tempat ini. (Asnawin Aminuddin Daeng Tompo’)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama