Terpaksa Bermalamki Sopir-sopirka di SPBU


“Kemarin antri beberapa jam di SPBU untuk beli solar, pas tiba giliran mobilna mau diisi solar, eh tiba-tiba habiski solarka,” papar Daeng Nappa’.
“Kodong, sessana itu. Jadi bagaimanami itu sopir-sopir lain yang antri di belakangna?” tanya Daeng Tompo’.
“Nabilang Daeng Mangka terpaksa bermalamki sopir-sopir ka di SPBU, karena tidak bisaki keluar mobilna dari antrian dan rata-rata habiski juga solarna,” tutur Daeng Nappa’.


-----

PEDOMAN KARYA
Sabtu, 16 November 2019


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:


Terpaksa Bermalamki Sopir-sopirka di SPBU


“Sessana Daeng Mangka kodong,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras runah Daeng Tompo’.

“Siapa dibilang Daeng Mangka?” tanya Daeng Tompo’.

“Itu yang sopir bus yang paling jagoa main domino di kompleksta,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Oh, Bapakna Naufal?” tanya Daeng Tompo’ meminta kepastian.

“Itumi,” kata Daeng Nappa’.

“Sessa kenapai?” tanya Daeng Tompo’.

“Kemarin antri beberapa jam di SPBU untuk beli solar, pas tiba giliran mobilna mau diisi solar, eh tiba-tiba habiski solarka,” papar Daeng Nappa’.

“Kodong, sessana itu. Jadi bagaimanami itu sopir-sopir lain yang antri di belakangna?” tanya Daeng Tompo’.

“Nabilang Daeng Mangka terpaksa bermalamki sopir-sopir ka di SPBU, karena tidak bisaki keluar mobilna dari antrian dan rata-rata habiski juga solarna,” tutur Daeng Nappa’.

“Kenapakah bisa langka ini solar ka? Jangan-jangan ada lagi permainan ini?” tanya Daeng Tompo’.

“Siapa kita’ tanya? Kalau saya kita’ tanya, pasti tidak kutauki jawabanna,” kata Daeng Nappa’ sambil tertawa, sementara Daeng Tompo’ hanya tersenyum pahit. (asnawin)

Pallangga, Sabtu, 16 November 2019

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama