Gubernur Kalimantan Utara Bawakan Kuliah Umum di Fisip Unhas


KULIAH UMUM. Gubernur Kalimantan Utara, Dr H Irianto Lambrie (ketiga dari kiri) salam komando dengan Dekan Fisip Unhas Prof Armin Arsyad, yang didampingi para wakil dekan fisip, di Ruang Rapat Senat Universitas Hasanuddin, Lantai 2 Gedung Rektorat Unhas Kampus Unhas Makassar, Rabu, 12 Februari 2020. (ist)





--------

Rabu, 12 Februari 2020


Gubernur Kalimantan Utara Bawakan Kuliah Umum di Fisip Unhas


-         Kuliah Umum Bertajuk “Strategi Menata Pembangunan di Wilayah Perbatasan”


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr H Irianto Lambrie, membawakan kuliah umum bertajuk “Strategi Menata Pembangunan di Wilayah Perbatasan”, di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Rabu, 12 Februari 2020.

Kuliah Umum yang dilangsungkan di Ruang Rapat Senat Universitas Hasanuddin, Lantai 2 Gedung Rektorat Unhas tersebut, dihadiri Dekan Fisip Unhas, Prof Armin Arsyad, para wakil dekan, dosen, dan ratusan mahasiswa lintas fakultas Unhas.

Wakil Dekan Bidang Akademik Fisip Unhas, Sukri PhD, bertindaka sebagai moderator dalam kuliah umum yang diadakan rangka Dies Natalis ke-59 Fisip Unhas.

Gubernur Kaltara, Irianto, mengatakan, membangun daerah perbatasan bukanlah hal yang mudah, karena banyak tantangan yang harus dihadapi, antara lain kondisi masyarakat yang masih terisolir dan sosial ekonomi masih tertinggal, infrastruktur yang minim.

“Pengawasan wilayah perbatasan juga lemah, batas wilayah dengan masih adanya OBP atau Outstanding Boundary Problem atau isu perbatasan wilayah yang belum menemui kesepakatan, serta sumber daya manusia yang terbatas,” papar Irianto.

Irianto kemudian memaparkan lima strategi pembangunan wilayah perbatasan, yakni meningkatan pelayanan sosial dasar, khususnya pendidikan dan kesehatan, penataan wilayah administratif dan tapal batas, meningkatkan pelayanan prasarana transportasi, mengembangkan pusat-pusat permukiman, kolaborasi dengan mengembangan partisipasi swasta dalam pemanfaatan potensi wilayah khususnya sumber daya alam, serta meningkatan koordinasi baik dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan regional

“Strategi yang kita bangun itu dengan mendatangkan APBN, juga meyakinkan presiden dan menteri untuk meninjau langsung daerah perbatasan,” ungkap Irianto.

Pada kesempatan itu, Irianto juga memotivasi mahasiswa Unhas untuk memperjuangkan kepentingan orang banyak. 

“Kalau jadi pemimpin, jangan pernah takut memperjuangkan kepentingan orang banyak. Karena itu, sebelum melakukan sesuatu, kita harus berusaha terlebih dahulu meluruskan niat. Kalau niat keliru, maka selanjutnya akan keliru. Pemimpin harus membuat orang miskin bahagia. Itu tugas utama,” tutur Irianto. (kiya)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama