Mantan Ketua SPS Sulsel, Putra Jaya, Meninggal Dunia


FOTO KENANGAN mantan Ketua SPS Sulsel, Putra Jaya (kiri) berbincang-bincang dengan Pak Max (mantan kameramen TVRI Sulsel), di Wakop Sahabat, pertigaan Jl Lagaligo - Jl Lasinrang, 01 Mei 2011. Putra Jaya meninggal dunia di kediamannya, Jl Ratulangi, Makassar, Jumat dinihari, 10 April 2020. (Foto: Asnawin Aminuddin)




-------
Jumat, 10 April 2020



Mantan Ketua SPS Sulsel, Putra Jaya, Meninggal Dunia



- Pernah Jadi Ketua Kerukunan Keluarga Soppeng (KKS) Makassar


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Mantan Ketua Serikat Penerbit Pers (SPS) Sulsel, yang juga pendiri Tabloid Demo’s, Putra Jaya, meninggal dunia di kediamannya, Jl Ratulangi, Makassar, Jumat dinihari, 10 April 2020.

“Tadi malam pak, tidak sakit,” kata S Gito Kasman, salah seorang mantan kru Tabloid Demo’s menjawab pertanyaan panulis di Grup WA, Demo’s Memories, Jumat pagi, 10 April 2020.

Putra Jaya yang bersepupu satu kali dengan almarhum HZB Palaguna (mantan Gubernur Sulsel), meninggal dunia dalam usia 72 tahun. Dari web pwipress.org, diperoleh data, Putra Jaya lahir pada 24 Desember 1948.

Almarhum Putra Jaya yang pernah mendapat amanah sebagai Ketua Kerukunan Keluarga Soppeng (KKS) Makassar, meninggalkan seorang isteri (Andi Makkarateng Hadi) dan empat anak. 

Di organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Putra Jaya terdaftar sebagai anggota dengan nomor: 23.00.4667.93.

Putra Jaya cukup lama menjabat Ketua SPS Sulsel (dulu SPS adalan singkatan dari Serikat Penerbit Suratkabar), sebelum digantikan oleh Dahlan Kadir (almarhum, mantan Pemred SKU Tegas) pada periode 2010-2014.

Kabar meninggalnya Putra Jaya pun langsung beredar luas melalui jaringan media sosial Facebook dan grup-grup WA.

Mantan Ketua PWI Sulsel, H Syamsu Nur, di grup Facebook, “Untuk PWI Sulsel yang Lebih Baik”, mengatakan, almarhum Putra Jaya, salah seorang pimpinan media, pernah menjadi Ketua SPS Sulsel.

“Almarhum telah berbuat yang terbaik di dunia pers, khususnya di Sulawesi Selatan. Almarhum memiliki teman dan kawan tanpa menyimpan rasa permusuhan. Almarhum lebih banyak menyapa dengan akrab dan menyimpan kesan persahabatan yang kekal. Sewajarya kita memanjatkan doa kehadirat Allah SWT, agar diampuni dosanya dan diterima amalannya, dibukakan pintu selebar-lebarnya menghadap Ilahi Rabbi, amin,” tulis Pak Ancu’, sapaan akrab Syamsu Nur. (asnawin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama