Pelayanan Bank BNI di BTP Makassar Mengecewakan dan Rugikan Nasabah


MENGECEWAKAN DAN MERUGIKAN. Pelayanan di kantor BNI (Bank Negara Indonesia) Cabang BTP (Bumi Tamalanrea Permai) Makassar tidak maksimal kepada nasabahnya, dan saya mengalaminya ketika melakukan transaksi Senin, 04 Mei 2020. (ist)






--------

PEDOMAN KARYA
Selasa, 06 Mei 2020


SURAT PEMBACA


Pelayanan Bank BNI di BTP Makassar Mengecewakan dan Rugikan Nasabah



Pelayanan di kantor BNI (Bank Negara Indonesia) Cabang BTP (Bumi Tamalanrea Permai) Makassar tidak maksimal kepada nasabahnya, dan saya mengalaminya ketika melakukan transaksi Senin, 04 Mei 2020.

Kronologisnya bermula ketika sekitar pukul 13.30 Wita, saya mendatangi kantor BNI Cabang BTP dengan maksud melakukan transaksi penarikan sejumlah dana untuk keperluan membayar tagihan pembelian material kepada seseorang.

Saat sudah berada di kantor BNI Cabang BTP dan mendapatkan giliran antrian di loket teller, saya menyerahkan blanko penarikan bersama buku tabungan, kartu ATM, dan KTP kepada petugas teller atas nama Dian Fitri.

Petugas teller selanjutnya memproses administrasi transaksi penarikan di perangkat komputernya lalu menggesekkan kartu ATM ke mesin geseknya kemudian meminta saya memasukkan nomor pin. Namun ketika nomor pin sudah dimasukkan, petugas teler menuding saya salah memasukkan nomor pin.

Saya ngotot bahwa nomor pin yang saya masukkan sudah benar. Petugas teller mengulang menggesek lagi dan meminta saya kembali memasukkan nomor pin. Lagi-lagi petugas teller menyampaikan bahwa saya salah memasukkan nomor pin.

Pengulangan menggesek dan memasukkan nomor pin berlangsung sampai tig kali, tapi tetap saja petugas teller menyatakan nomor pin yang saya masukkan salah. Dia kemudian menyampaikan bahwa kartu ATM saya sudah terblokir karena sudah tiga kali memasukkan nomor pin yang salah.

Suasana pun menjadi tegang. Petugas teller terus ngotot menuding saya memasukkan nomor pin yang salah, bahkan menyuruh saya mencoba menguji kebenaran nomor pin lewat proses transaksi di mesin ATM.

Saya pun mengikuti petunjuk petugas teller dengan bergegas menuju mesin ATM yang ada di pekarangan Kantor BNI Cabang BTP. Namun setelah dicoba di mesin ATM, ternyata proses transaksi ditolak dengan keterangan kartu sudah terblokir.

Atas petunjuk salah seorang karyawan BNI di cabang lainnya, saya lalu kembali harus antri di loket Customer Service (CS). Setelah cukup lama antri dan tiba giliran dilayani di salah satu meja petugas CS, saya mengemukakan permasalahan yang saya alami dengan menyerahkan lagi buku tabungan, kartu ATM, dan KTP.

Setelah mengisi lembaran blanko yang disodorkan dan kemudian ditandatangani serta memasukkan lagi nomor pin ke mesin gesek, proses pembukaan blokir akhirnya selesai, dan tetap menuding saya sebelumnya telah salah memasukkan nomor pin ketika melakukan transaksi di loket teller sehingga terjadi pemblokiran.

Usai dari meja CS, nasabah kembali ke loket teller yang ditempati Dian Fitri, dan menyerahkan lagi buku tabungan, kartu ATM, dan KTP. Petugas teller langsung memproses transaksi di komputernya dan melakukan penggesekan kartu ATM serta meminta saya memasukkan nomor pin. Tapi lagi-lagi petugas teller tersebut menyatakan nomor pin yang dimasukkan salah.

Dian Fitri selanjutnya berpindah ke komputer loket sebelahnya dan mencoba memproses transaksi serta menggesek kartu ATM, kemudian meminta lagi saya memasukkan nomor pin. Namun hasilnya sama saja, tetap dinyatakan salah nomor pin yang saya masukkan.

Petugas teller itu kembali berpindah ke komputer di loket lainnya dan mencoba memproses transaksi, tapi hasilnya tetap sama sehingga membuat saya sedikit emosional, lalu melontarkan dugaan yang meragukan kualitas atau kemampuan Dian Fitri terhadap perangkat teknologi komputer di kantor BNI Cabang BTP yang mengakibatÄ·an kartu ATM milik saya terblokir.

Setelah saya lontarkan dugaan itu, Dian Fitri kembali ke komputer di meja loketnya sendiri dan mencoba memproses lagi dengan dibantu tuntunan dari seorang petugas teller lainnya, serta disaksikan seorang ibu yang mungkin atasannya.

Alhasil, setelah saya untuk kesekian kalinya memasukkan nomor pin yang sama dimasukkan sejak awal sebelum kartu ATM terblokir, proses transaksi dapat terlaksana.

Usai menerima dana transaksi, sekitar pukul 15.30 Wita, saya pun bergegas beranjak dari loket teller tanpa yang tellernya sedikit pun tak ada rasa bersalah apalagi permintaan maaf kepada saya.

Padahal saya sudah sekitar dua jam berada di kantor BNI Cabang BTP, dan telah dirugikan dengan tudingan yang terkesan seolah-olah saya lupa nomor pin atau pernah mengganti nomor pin.

Kerugian lainnya, waktu saya terbuang hanya untuk antrian dan bolak-balik dari loket teller ke mesin ATM, kemudian proses administrasi pembukaan blokir di meja CS. Fatalnya lagi, saya harus menerima makian dari salah satu mitra kerja karena tidak menepati janji pembayaran paling lambat pukul 15.00 Wita.

Saya meminta perhatian pihak Direksi Bank BNI untuk lebih memaksimalkan pelayanan dengan meningkatkan kualitas SDM-nya dalam menguasai perangkat teknologi sehingga tidak merugikan nasabah.

Saya benar-benar kecewa dengan pelayanan pihak BNI. Saya dirugikan bukan hanya soal pelayanan di kantor BNI Cabang BTP, tapi juga soal keikutsertaan saya di program investasi dan asuransi BNI Life Maksima yang sudah berjalan sekitar tujuh tahun lebih, namun dana yang saya masukkan sebesar Rp100 juta sejak 2013 terus menyusut hingga sekarang ini.

Kalau saja dana itu saya masukkan ke tabungan atau deposito, tentu bunganya jelas dan sudah pasti jumlahnya terus meningkat selama tujuh tahun lebih.

James
(Warga Makassar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama