Murid SDN Kompleks IKIP I Juara Lomba Bercerita Anak RRI Makassar


LOMBA BERCERITA. RRI Makassar mengadakan Lomba Bercerita Anak Secara Virtual dengan tema "Merdeka dari Corona", Rabu, 19 Agustus 2020. Dalam lomba ini, Adinda Rasiyah, murid SDN Kompleks IKIP I Makassar, keluar sebagai Juara I. 





--------

Rabu, 26 Agustus 2020


Murid SDN Kompleks IKIP I Juara Lomba Bercerita Anak RRI Makassar


-         Tema: “Merdeka dari Covid”
-         Murid SD Borong Juara II
-         Murid SDN Percontohan PAM Juara III


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Adinda Rasiyah, murid SDN Kompleks IKIP I Makassar, keluar sebagai Juara I Lomba Bercerita Anak Secara Virtual yang diadakan Radio Republik Indonesia (RRI) Makassar.

Adinda Rasiyah membacakan cerita berjudul “Merdeka dari Corona”. Juara II Andi Muhammad Huga Yusuf Husni (SDN Borong), mengusung judul cerita “Merdeka Karena Corona”, sedangkan Juara III Lady Valeska Kristian (SDN Percontohan PAM) memilih judul cerita “Kapan Ya Sekolah Lagi?”

Selain ketiga juara tersebut, panitia juga memilih sepuluh karya terbaik dari para peserta yang akan menambah koleksi Audio Library RRI Makassar.

Dalam lomba bertema “Merdeka dari Covid” itu, para peserta terlebih dahulu merekam suaranya dan rekaman suaranya kemudian dikirimkan kepada panitia lomba, selanjutnya rekaman suara itu diputar di dalam Ruangan RRINet RRI Makassar, Rabu, 19 Agustus 2020.

“Kami ingin mendengar ide dari anak-anak dan pengalaman mereka selama tidak bersekolah secara tatap muka,” kata Kepala Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Makassar, Maladi Amin.

Dia berharap, sekalipun lomba ini dilangsungkan secara sederhana dan dalam waktu yang relatif singkat, tapi tujuannya bisa tercapai, yakni merasakan ekspresi dan memahami aspirasi anak-anak yang terdampak wabah virus corona.

“Lomba bercerita anak secara virtual ini tidak hanya dilakukan di RRI Makassar, tapi juga oleh 65 stasiun RRI se-Indonesia. Seleksi hari ini merupakan tingkat daerah, yang pemenangnya akan mewakili RRI Makassar di tingkat nasional,” jelas Maladi.

Penilaian lomba mencakup materi cerita, penghayatan, kreativitas dan harmonisasi. Juri lomba terdiri atas Rusdin Tompo (aktivis anak,yang juga Ketua Forum Komunikasi Pemerhati / FKP RRI Makassar), Bahtiar (mantan Kepala Seksi Pro4 RRI yang biasa mengasuh program-program sastra dan budaya), serta Abdul Hakim Daeng Ngalle, dari unsur pendongeng.

Ketua Panitia Lomba, Hamka, mengatakan, peserta lomba ini terdiri atas murid-murid kelas 3-6 SD yang berasal dari beberapa daerah di Sulawesi Selatan, yakni Makassar, Gowa, dan Bantaeng.

Kapan Bisa Bersekolah Lagi?

“Kapan kita bisa bersekolah lagi? Kenapa bisa ada wabah seperti ini,” tanya Lady Valeska Kristian, dari SDN Percontohan PAM, melalui rekaman suaranya yang diputar di dalam Ruangan RRINet RRI Makassar.

Murid kelas VI yang hobi bermain ukulele itu, memerupakan salah satu peserta Lomba Bercerita Anak Secara Virtual RRI Makassar.

Suara anak-anak yang polos ternyata cukup memukau mereka yang hadir dalam ruangan. Misalnya, ketika Andi Muhammad Huga Yusuf Husni, dari SD Negeri Borong, selesai bercerita, langsung mendapat aplaus dari hadirin yang mendengarkan suaranya melalui layar monitor.

Beberapa peserta tampil kreatif. Seperti Muhammad Aqila Nesha Tenripata Ahyar, murid Kelas IV SD Islam Mafaaza. Peserta asal Kabupaten Gowa ini bercerita dengan gaya pasinrilik yang diiringi dengan kesok-kesok.  Dia mengibaratkan Corona seperti perampok yang mengambil celengannya.

Ide cerita dan imajinasi anak-anak kadang membuat pendengar di dalam ruangan tersenyum, bahkan tertawa. Kelucuan khas anak-anak terbangun dalam theatre of mind pendengar, yang memang merupakan kekuatan dan karakteristik radio.

Ada peserta yang menggunakan dialek Makassar saat bercerita tentang ibunya yang sering berburu sinyal untuk membantunya belajar. Ada anak yang bercerita bahwa selama di rumah saja, dia merasa bosan karena hanya menatap handphone dan menonton televisi. Akibatnya, badannya bertambah gemuk dan pakaiannya terasa sempit

“Saya rindu teman-teman, para guru, dan ibu kantin,” ungkapnya, yang langsung membuat para juri dan panitia tertawa.

Anak-anak rata-rata menganggap ke sekolah lebih menyenangkan karena bisa bertemu teman-teman dan guru-gurunya. Mereka terkesan sangat memahami perlunya menerapkan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Meskipun setiap peserta hanya diminta mengirim suara dan foto dirinya. Tapi ada juga yang mengirim dalam format video, membikin konten kreatif dengan teks di layar videonya, atau bercerita dengan menambahkan musik sebagai back soundnya. Durasi karya lomba bercerita ini antara 2 sampai 5 menit. (rt)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama