Warga Takalar Masih Ada yang BAB di Sembarang Tempat

RAPAT KOORDINASI. Bupati Takalar Syamsari Kitta memimpin Rapat Koordinasi dengan Aparat Pemerintahan Kecamatan Marbo terkait pencapaian ODF, di Ruang Rapat Setda Kantor Bupati Takalar, Kamis, 01 Oktober 2020. (ist)


 

 

 

-----

Jumat, 02 Oktober 2020

 

 

Warga Takalar Masih Ada yang BAB di Sembarang Tempat

 

 

-         Dua Kecamatan di Takalar Belum Bebas BABS / ODF

-         Sebanyak 172 KK di Mangara’bombang Belum Memiliki Jamban

-         Syamsari Targetkan Desember 2020 Takalar Bebas BABS

 

TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Meskipun zaman sudah modern dan berbagai fasilitas dapat dengan mudah diperoleh, termasuk kloset, warga Kabupaten Takalar ternyata masih ada yang buang air besar di sembarang tempat.

Bupati Takalar, Syamsari Kitta, pun membenarkan hal tersebut dan menyebutkan bahwa dari 10 kecamatan di Kabupaten Takalar, masih tersisa dua kecamatan yang belum bersih dari kebiasaan masyarakatnya buang air besar di sembarang tempat (BABS), salah satunya yaitu di Kecamatan Mangara’bombang (Marbo).

“Dari sepuluh kecamatan di Takalar, tersisa dua kecamatan yang belum (bersih dari) ODF (Open Defecation Free atau BABS, red), salah satunya yaitu Kecamatan Marbo,” ungkap Syamsari dalam Rapat Koordinasi dengan Aparat Pemerintahan Kecamatan Marbo terkait pencapaian ODF, di Ruang Rapat Setda Kantor Bupati Takalar, Kamis, 01 Oktober 2020.

Pertemuan tersebut dihadiri Asisten I Setda Takalar Andi Rijal Mustamin, Kadis Kesehatan dr Rahmawati, Camat Mangara’bombang syahrir Mile, para kepala desa dan lurah, serta Ketua BPD dan Ketua LPM se-Kecamatan Marbo.

“Hari ini kita melakukan rapat khusus berkolaborasi dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa se-Kecamatan Marbo demi menyelesaikan masalah tersebut,” kata Syamsari.

Dalam rangka menuju desa yang sehat (ada jamban), Syamsari meminta agar ada koordinasi yang serius dan terus menerus antara komponen desa dengan Puskesmas, terutama pendataan warga yang belum memiliki jamban.

Syamsari terus-menerus mengupayakan agar pada Desember 2020, Kabupaten Takalar sudah 100 persen bebas ODF/BABS. Dia mengatakan, ODF sangat berpengaruh dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

“Masyarakat yang belum memiliki jamban dapat memanfaatkan jamban kelompok yang pernah dibangun oleh PNPM yang dapat dimanfaatkan beberapa keluarga. Satu bulan ke depan kita akan mengevaluasi apakah jamban kelompok itu berfungsi. Jika tidak berfungsi, pemerintah setempat bersama TNI dan Polri akan segera membangun jamban bersama yang bisa menutupi kekurangan jamban, sehingga 100 persen Kecamatan Marbo dapat mencapai ODF,” tutur Syamsari.

Pada kesempatan itu, Syamsari juga mengutarakan masalah peningkatan IPM, pertumbuhan ekonomi, termasuk rencana pembangunan Kawasan Berikat Nusantara (KBN).

Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan industri di Takalar telah dibahas sejak 2019 lalu dengan melibatkan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) sebagai mitra.

Kawasan Industri Terpadu Takalar, kata Syamsari beberapa waktu lalu, telah masuk dalam RPJMN 2019 - 2024 sebagai kawasan industri di luar Pulau Jawa.

 

172 Kepala Keluarga

 

Camat Mangara’bombang Syahrir Mile, menyebutkan bahwa di Kecamatan Marbo ada sekitar 300 lebih KK yang sudah memiliki jamban, dan sebanyak 172 KK yang belum memiliki jamban.

“Dengan kerjasama pemerintah desa, kita berupaya agar seluruh warga di Kecamatan Marbo akan memiliki jamban keluarga,” kata Syahrir. (Hasdar Sikki)

 

1 Komentar

  1. Bagus programnya terkait jamban yang merupakan kebutuhan dasar di jaman modern ini. Sebagai perbandingan program antar daerah, di Kabupaten-kabupaten daerah Gorontalo dimana saya melihat program terkait jamban maka targetnya bukan lagi kelompok. Setiap rumah yang belum memiliki jamban permanen di data untuk dibuatkan jamban pada halaman rumahnya sendiri dan masuk kategori bantuan pemerintah untuk warga miskin.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama