Rahmatia, Anak Petani dari Kolaka Raih Sarjana di Unhas Makassar

Setelah menempuh pendidikan selama empat tahun, Rahmatia akhirnya berhasil menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar Sarjana Sastra Inggris, Unhas, Makassar. Dan ia diwisuda pada Periode II Tahap 2 Tahun Akademik 2020/2021, di Baruga A.P. Pettarani, Kampus Unhas, Tamalanrea, Makassar, Rabu, 16 Desember 2020. (ist)




-------------

PEDOMAN KARYA

Sabtu, 19 Desember 2020

 

 

Rahmatia, Anak Petani dari Kolaka Raih Sarjana di Unhas Makassar

 

 

Setelah menamatkan sekolah di SMA, Rahmatia pun berangan-angan kuliah. Angan-angannya bahkan melambung jauh. Ia ingin meninggalkan kampung halamannya di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Angan-angan itu cukup jauh karena Rahmatia menetap di perkampungan yang jauh dari ibukota Kolaka Utara, bahkan kampung halamannya tergolong terpencil, dan ia ingin pergi ke Makassar, yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan dan disebut-sebut sebagai pintu gerbang kawasan timur Indonesia.

Untuk mewujudkan angan-angan itu, ia pun mendaftar masuk perguruan tinggi dan ikut tes melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2016.

Rahmatia memilih Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Setelah ikut tes, ia pun pasrah menyerahkan segalanya kepada Allah SWT.

Sambil menunggu pengumuman, ia pun kembali beraktivitas seperti biasa, termasuk membantu kedua orangtuanya yang sehari-harinya bekerja sebagai petani.

“Ayah saya adalah petani kecil, dan ibu saya mengurus rumah tangga,” kata Rahmatia.

Setelah keluar pengumuman, ternyata Rahmatian lulus, dan diharuskan segera mendaftar ulang. Keraguan pun merebak, karena ia tak punya uang untuk mendaftar ulang dan berangkat ke Makassar, mengingat pekerjaan orangtuanya hanya sebagai petani.


Beasiswa Bidikmisi


“Sewaktu pengumuman dan saya lolos SBMPTN, saya tidak yakin dapat melanjutkan studi. Namun saya bulatkan tekad untuk ke Makassar dan registrasi ulang, lalu saya ikut mendaftar Beasiswa Bidikmisi,” kata Rahmatia.

Karena daerah tempat tinggalnya jauh dari kota, maka informasi yang ia peroleh tidak terlalu banyak, termasuk peluang Beasiswa Bidikmisi.

“Saya baru tahu ada program ini ketika telah berada di Makassar. Itupun saat saya registrasi,” ungkapnya.

Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu. Program ini telah dimulai sejak tahun 2010.

Rahmatia mengakui program beasiswa Bidikmisi telah mengubah jalan hidupnya. Ia yang awalnya tidak yakin dapat menyelesaikan studi karena alasan biaya, kini mempunyai harapan baru untuk masa depannya kelak.

“Saya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kalau dulu, cita-cita ini mungkin terlalu tinggi bagi orang seperti saya. Namun program Bidikmisi telah membuka harapan baru, bahwa jika kita terus berusaha dan berjuang, mimpi-mimpi kita dapat tercapai,” kata Rahmatia.

Setelah menempuh pendidikan selama empat tahun, Rahmatia akhirnya berhasil menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar Sarjana Sastra Inggris, Unhas, Makassar. Dan ia diwisuda pada Periode II Tahap 2 Tahun Akademik 2020/2021, di Baruga A.P. Pettarani, Kampus Unhas, Tamalanrea, Makassar, Rabu, 16 Desember 2020.

Ia lulus dalam waktu empat tahun dan tiga bulan, dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) 3,79.

IPK yang diraih Rahmatia berada di atas rata-rata IPK wisudawan program sarjana periode ini yaitu 3,48. Begitu juga jangka waktu studi Rahmatia lebih singkat dibandingkan rata-rata wisudawan lainnya yakni empat tahun dan tujuh bulan. (asnawin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama