Apa Kabar PWI Sulsel?

“Dinda, mungkin sudah ada sekitar empat tahun saya tidak mengikuti perkembangan di PWI Sulsel. Saya dengar sudah selesai konferensi. Siapa terpilih ketua, dan siapa-siapa pengurus hariannya?” tanya Pak Bur.
 






------------

PEDOMAN KARYA

Ahad, 28 Februari 2021

 

 

Apa Kabar PWI Sulsel?

 

 

Telpon genggam saya berdering pada Ahad pagi, 28 Februari 2021. Saya melihat nama yang menelpon, Bur Mampo, dan saya pun langsung menerima teleponnya.

Saya langsung menerima telponnya, karena mungkin ada sekitar dua tahunan kami tidak saling menelpon. Termasuk lama untuk ukuran kami selaku yunior dan senior sesama wartawan dan sesama mantan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sulsel.

“Pak Asnawin, bagaimana kabar?” tanya Pak Bur, sapaan akrab Burhanuddin Mampo, setelah mengucapkan salam.

Pertanyaan dan sapaan beliau itu terasa sangat sopan untuk ukuran seorang senior yang umurnya mungkin sudah sekitar 70 tahun.

Sekadar informasi, Burhanuddin Mampo adalah mantan Bendahara PWI Sulsel. Pensiunan pegawai Radio Republik Indonesia (RRI) Makassar ini juga pernah menjadi Kepala Stasiun RRI Tual, Maluku Utara.

“Alhamdulillah, baik kanda,” jawab saya.

“Dinda, mungkin sudah ada sekitar empat tahun saya tidak mengikuti perkembangan di PWI Sulsel. Saya dengar sudah selesai konferensi. Siapa terpilih ketua, dan siapa-siapa pengurus hariannya?” tanya Pak Bur.

Saya lalu menjelaskan bahwa Agus Salim Alwi Hamu terpilih kembali secara aklamasi sebagai Ketua PWI Sulsel periode 2021-2026.

Saya katakan, Nurhayana Kamar (mantan Bendahara PWI Sulsel) dan saya juga maju sebagai calon ketua. Nurhayana memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai calon ketua, sedangkan saya tidak memenuhi syarat karena kartu anggota saya sudah mati dan tidak diperpanjang oleh PWI.

PWI konon tidak memperpanjang kartu keanggotaan saya karena perusahaan pers saya masih berbentuk CV yaitu CV Pedoman Karya, sedangkan persyaratan untuk mengurus baru atau perpanjangan kartu harus dari perusahaan pers berbentuk PT.

Dengan demikian, tidak ada gunanya pernah menjadi pengurus PWI, termasuk menjadi pemegang sertifikat Pelatih Nasional Wartawan PWI, serta pemegang Kartu UKW (Uji Kompetensi Wartawan) dari Dewan Pers, kalau mau memperpanjang keanggotaan di PWI.

Sebaliknya, meskipun seseorang bukan wartawan, dalam arti bukan bagian redaksi di perusahaan media massa, dan mungkin juga tidak pernah bikin berita, tapi dia bekerja pada perusahaan pers berbentuk PT, maka orang itu dapat dengan mudah memiliki atau memperpanjang keanggotaannya di PWI sekaligus mengantongi Kartu Biru PWI.

 

Menolak Konferensi

 

Saya jelaskan kepada Pak Bur bahwa pada hari Pemilihan Ketua PWI Sulsel periode 2021-2026, di Hotel Gammara, Jl Metro Tanjung Bunga, Makassar, 31 Januari 2021, Nurhayana Kamar, menyatakan menolak Konferensi PWI Sulsel.

Pernyataan menolak Konferensi PWI Sulsel itu ia sampaikan secara tertulis kepada Ketua PWI Pusa Atal S Depari, sesaat setelah Atal dan Zulkifli Gani Ottoh (Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat) memasuki ruangan konferensi.

“Pengurus lengkap PWI Sulsel belum ada, karena saya dengar penolakan Nurhayana dan para pendukung terhadap Konferensi PWI Sulsel masih berproses di PWI Pusat,” jelas saya.

Saya juga menyampaikan bahwa Program Kerja PWI Sulsel periode 2021-2026, yang seharusnya dibahas pada saat konferensi, sampai sekarang belum dibahas, padahal Zulkifli Gani Ottoh berjanji akan mengadakan rapat membehas program kerja tersebut, paling lambat dua pekan setelah berakhirnya konferensi.

“Oh, begitu,” kata Pak Bur dari balik telpon.

Sebelum mengakhiri pembicaraan, Pak Bur meminta agar saya sering-sering menelponnya.

“Win, mata saya sudah rabun, nonton tivi pun tidak bisa lagi, tapi saya masih bisa dengar suaranya,” katanya sambil tertawa.

  

Cinta PWI

 

Saya menangkap kesan kuat bahwa telpon Pak Bur kepada saya, yang menanyakan kabar PWI Sulsel dan hasil Konferensi PWI Sulsel, itu menunjukkan betapa ia sangat cinta kepada PWI.

Sebelas tahun lalu, tepatnya pada 03 November 2010, saya juga sempat berbincang-bincang dengan Pak Bur, dan beliau mengatakan sebagai anggota PWI Sulsel, dirinya bersama anggota PWI Sulsel yang tidak lagi masuk dalam kepengurusan PWI Sulsel di bawah kepemimpinan Zulkifli Gani Ottoh, tetap mencintai PWI Sulsel.

“Meskipun tidak masuk dalam kepengurusan, kami tetap cinta PWI Sulsel. Jangan ragukan ke-PWI-an kami,” tegas Pak Bur ketika itu. (asnawin)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama