Teliti Buku Ajar Bahasa Indonesia, Dosen Unismuh Makassar Raih Gelar Doktor

RAIH GELAR DOKTOR. Ratnawati (kedua dari kiri) foto bersama suaminya, Jumadi (paling kiri) serta kedua orangtuanya, saudaranya, dan tiga anaknya usai mengikuti dalam ujian promosi doktor, di Lantai V Kampus Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM), Rabu, 31 Maret 2021. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)


------

Rabu, 31 Maret 2021

 

 

Teliti Buku Ajar Bahasa Indonesia, Dosen Unismuh Makassar Raih Gelar Doktor

 

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Ratnawati, dosen Program Studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh Makassar, berhasil gelar dotor setelah meneliti meneliti buku ajar Bahasa Ajar Bahasa Indonesia Kelas X (edisi revisi Kurikulum 2013).

Perempuan kelahiran Takalar, 26 Agustus 1987, meraih gelar doktor dalam bidang ilmu Bahasa Indonesia setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pendekatan Komunikatif dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Teks (Buku Edisi Revisi Kurikulum 2013)”, dalam ujian promosi doktor, di Kampus Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM), Rabu, 31 Maret 2021.

Ujian promosi doktor dipimpin Koordinator Kerjasama dan Publikasi PPs UNM Prof Anshari, dengan anggota tim penguji Prof Achmad Tolla (Promotor), Dr A Rahman Rahim (Ko-promotor I), Prof Ramly (Ko-promotor II), Prof Muhammad Rapi Tang (Ketua Prodi S3 Pendidikan Bahasa Indonesia), Dr Andi Sukri Syamsuri (penguji eksternal), dan Dr Muliadi.

Ratnawati dalam disertasinya mengatakan, buku ajar bahasa Indonesia kelas X memiliki delapan jenis teks yaitu teks laporan hasil observasi, teks eksposisi, teks anekdot, teks cerita rakyat, teks negoisasi, teks debat, teks biografi dan teks puisi.

“Teks-teks yang disajikan dalam setiap teks membentuk kompetensi komunikatif yaitu kompetensi gramatikal, wacana, sosiolinguistik, dan kompetensi strategi,” kata Ratnawati.

Dari empat kompetensi komunikatif yang terdapat dalam buku ajar, katanya, kompetensi gramatikal yang paling dominan digunakan dalam teks tersebut, yaitu 14 kompetensi gramatikal dari delapan jenis teks. Selanjutnya, 8 kompetensi sosiolinguistik, serta 6 kompetensi wacana dan kompetensi strategi.

“Peneliti mengklasifikasi kompetensi komunikatif tersebut berdasarkan Kompetensi Dasar atau KD yang ingin dicapai peserta didik,” ungkap perempuan yang di tengah keluarganya akrab disapa Daeng Ti’no’.

Kompetensi komunikatif memuat kompetensi gramatikal, wacana, sosiolinguistik, strategi, dan kompetensi pemahaman.

“Untuk dapat mengimplementasikan keempat kompetensi yang diprakarsai oleh Canale dan Swaim, peserta didik harus memiliki kompetensi pemahaman terhadap teks-teks yang disajikan sehingga dapat membentuk kompetensi komunikatif secara utuh,” kata Ratnawati.

Implikasi hasil analisis dari pendekatan komunikatif dalam buku ajar menunjukkan bahwa siswa antusias mengembangkan kompetensi komunikatifnya melalui langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang berdasarkan pada setiap teks yang disajikan dalam buku ajar bahasa Indonesia kelas X.

Ratnawati menyebut ada enam kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam belajar bahasa Indonesia berbasis teks dengan menggunakan bahan ajar buku bahasa Indonesia kurikulum 2013, yaitu pertama, peserta didik mengidentifikasi informasi atau isi teks.

Kedua, peserta didik menelaah struktur teks. Ketiga, peserta didik menentukan unsur-unsur kebahasaan suatu teks. Keempat, peserta didik membedakan teks yang satu dengan teks yang lain. Kelima, peserta didik memperbaiki penggunaan bahasa dalam teks. Keenam, peserta didik membuat teks.

Implementasi pendekatan komunikatif pada buku ajar bahasa Indonesia yang diteliti, katanya, dapat dilihat pada konteks dan tema digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata siswa.

“Tujuannya adalah agar pembelajaran bahasa berlangsung dalam suasana kebahasaan yang wajar, tidak disajikan dalam kalimat-kalimat yang sulit dimengerti siswa, misalnya penggambaran kegiatan di rumah, di jalan, di desa, di sekolah, dan sebagainya,” kata Ratnawati.

 

Testimoni

 

Usai menyatakan Ratnawati lulus dalam ujian promosi dan berhak menyandang gelar doktor, Ketua Tim Penguji Prof Anshar mempersilakan Promotor Prof Achmad Tolla, Wakil Dekan I FKIP Unismuh Makassar Dr Baharullah, serta Ketua DPRD Takalar Darwis Sijaya, memberikan testimoni.

Ujian promosi doktor Ratnawati turut dihadiri Ketua Prodi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unismuh Makassar Dr Munirah, Sekretaris  Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel Dr Hidayah Quraisy, serta puluhan undangan lainnya, baik dari kalangan dosen, maupun dari kalangan keluarga dan handai taulan Ratnawati.

 

Dirikan TK-PAUD Panrita Takalar

 

Ratnawati mengawali pendidikan dari SD Negeri Patte’ne No 12 Takalar (1999), SMP Negeri 1 Takalar (2002), dan SMA Negeri 1 Takalar (2005).

Selanjutnya, S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Unismuh Makassar (2009), dan S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia juga di Unismuh Makassar (2012), kemudian S3 Bahasa Indonesia di PPs UNM.

Anak dari Mukhtar Bonto SSos dan Hj Bunga Lia, terangkat sebagai dosen tetap di Unismuh Makassar tahun 2013.

Bersama suaminya, Jumadi SPd MPd, ia mendirikan TK-PAUD Panrita Takalar, di Lingkungan Pangkarode, Kelurahan Patte’ne, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama